Krisis Kemanusiaan di Mariupol, Rusia Gagalkan Proses Evakuasi Warga dan Anak-anak, Apa Alasannya?

24 April 2022, 19:45 WIB
Ilustrasi perang Rusia vs Ukraina./ /Pexels/Pixabay/Free-photos/

LINGKAR MADIUN - Suara bom belum berhenti di Mariupol, meskipun ada deklarasi "pembebasan" kota oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada 21 April 2022 lalu.

Berdasarkan info yang dilansir Lingkar Madiun dari laman Zing News pada 24 April, Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengumumkan pada 23 April bahwa pasukan Rusia masih melakukan serangan udara di pabrik baja Azovstal di Mariupol. 

Politisi itu menegaskan bahwa tujuan Rusia adalah untuk "mencekik perlawanan terakhir" dari pasukan tentara pertahanan Ukraina.

Baca Juga: Prahara Baru Terkait Temuan Alat Bukti Baru dalam Kasus Tenggelamnya Tangmo Nida

Sebelumnya, pada 21 April, Presiden Rusia Putin mengarahkan pasukan tentara Rusia untuk tidak menyerang pabrik  baja Azovstal. 

Sebaliknya, tentara Rusia diperintahkan untuk memblokir pabrik sehingga "bahkan seekor lalat" pun tidak bisa keluar, menurut Interfax .

Selain itu, Staf Umum Angkatan Darat Ukraina juga mengumumkan bahwa daerah sekitar Mariupol terus terkena serangan udara. 

Baca Juga: Lagi Viral di Tiktok, Ini Ulasan Lengkap Film Bajrangi Bhaijaan, Film Terlaris yang Diproduksi Salman Khan

"Musuh terus memblokir unit kami di area pabrik Azovstal dan melakukan serangan udara di sekitar kota," ujar badan tersebut sebagaimana dikutip Lingkar Madiun dari laman Zing News.

Koridor kemanusiaan direncanakan akan dibuka dari kota ke provinsi Zaporizhzhia pada 23 April sehingga orang dapat pergi mengungsi, kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk. 

“Kami akan terus berupaya mengevakuasi perempuan, anak-anak, dan orang tua,” ujarnya di akun media sosial pribadinya.

Baca Juga: Yukika Umumkan Akan Menikah dengan Mantan Artis Korea Lewat Surat Tulisan Tangan, Siapa Dia?

Namun, rencana tersebut gagal untuk dilanjutkan. Seorang pembantu walikota Mariupol mengatakan 200 warga telah berkumpul untuk menunggu dievakuasi.

Tetapi tentara Rusia mengancam dengan risiko penembakan dan meminta mereka untuk kembali.

Sementara itu, separatis pro-Rusia menyalahkan serangan mortir oleh pasukan Ukraina dari pabrik baja Azovstal sebagai alasan evakuasi tidak dapat dilakukan.

Selain itu, beberapa orang masih terjebak di pabrik baja Azovstal. 

Baca Juga: 25 Rekomendasi Lagu yang Siap Temani Anda Berakhir Pekan, Musik Hits Teratas Indonesia

Menurut sebuah video yang diposting pada 23 April, orang-orang di pabrik mengatakan bahwa masih ada 15 anak yang terperangkap di sini bersama keluarga dan pekerja mereka.

“Perbekalan yang kami bawa sudah habis. Segera kami tidak akan memiliki cukup makanan untuk anak-anak," kata seorang wanita dalam video tersebut.

 “Kami di sini dan membutuhkan bantuan. Anak saya perlu dievakuasi ke tempat yang aman, begitu juga orang lain. Kami mohon keselamatan anak-anak,” pungkasnya.***

Editor: Ninda Fatriani Santyra

Sumber: Zing News

Tags

Terkini

Terpopuler