Perdana Menteri Kanada Tegaskan Menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron

1 November 2020, 18:58 WIB
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau./Instagram/@justinpjtrudeau / /

LINGKAR MADIUN - Penyataan terbaru Presiden Prancis Immanuel Macron tentang kebebasan menuai reaksi dari Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. 

Justin Trudeau, menyatakan bahwa ia tidak mendukung Emmanuel Macron yang mendukung karikatur nabi Muhammad sebagai kebebasan berekspresi.

Dilansir dari Canadian News 30 Oktober 2020, Menurut laki-laki 48 tahun itu, tidak ada gunanya melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan luka bagi pihak lain.

Trudeu menyatakan bahwa, ia akan "selalu membela kebebasan berekspresi, tapi kebebasan berekspresi bukanlah tanpa adanya batasan. Kita tidak punya hak, sebagai contohnya, menangis meraung-raung di gedung bioskop." Ujarnya.

Baca Juga: Mengenal Bunga Anggrek Cymbidium, Simak Ulasannya Berikut Ini

Trudeau menambahkan, "Selalu ada batasan-batasan Dalam sebuah masyarakat seperti kita (Kanada) yang menunjung tinggi keberagaman, plurastik dan penghormatan, kita harus waspada terhadap dampak dari kata-kata kita, tindakan kita terhadap pihak lain, secara spesifik terhadap komunitas ini dan populasi yang masih mengalami diskriminasi dalam banyak hal."

Dilansir dari Jurnal Presisi dalam artikel "Macron Dinasehati PM Kanada, Kebebasan Ada Batasnya", Menurut lulusan Universitas British Columbia ini, kebebasan berekspresi harus disertai dengan semangat "menghormati antar sesama" dan dengan perhatian "untuk tidak melukai dengan cara yang sewenang-wenang atau tidak perlu."

Perdana Menteri menambahkan bahwa kesengajaan karikatur itu, bagaimanapun baiknya jika itu mungkin, tidak lagi memicu debat yang perlu dan relevan belakangan ini.

"Ini semua soal penghormatan, tidak untuk upaya dehumanisasi atau niatan untuk melukai. Selalu ada sebuah perdebatan yang secara ekstrim, sebuah debat yang sensitif namun masih bisa dimaklumi pada isu-isu di mana kita tidak berniat melukai, namun seringkali niatan seperti itu faktanya tetap saja melukai.

Baca Juga: Menjelang Pemilihan Presiden AS, Kelompok Hacker Rusia Ancam Demokrasi Amerika

Maka dalam sebuah masyarakat yang menghormati satu sama lain dan mendengarkan dan terus belajar, mari kita membicarakan hal yang rumit ini secara hati-hati dan saling menghormati."

Awal minggu lalu, Pemimpin New Democratic Party, Jagmeet Singh, memiliki pendapat serupa dengan Trudeau, Ia berargumen bahwa kebebasan mengekspresikan pemikiran kita bukanlah kebebasan untuk menciptakan perpecahan dengan sengaja.

Perdana Menteri menambahkan bahwa kesengajaan karikatur itu, bagaimanapun baiknya jika itu mungkin, tidak lagi memicu debat yang perlu dan relevan belakangan ini.

"Ini semua soal penghormatan, tidak untuk upaya dehumanisasi atau niatan untuk melukai. Selalu ada sebuah perdebatan yang secara ekstrim, sebuah debat yang sensitif namun masih bisa dimaklumi pada isu-isu di mana kita tidak berniat melukai, namun seringkali niatan seperti itu faktanya tetap saja melukai.

Baca Juga: Menghebohkan, Prajurit TNI Dikeroyok Anggota Harley Davidson

Maka dalam sebuah masyarakat yang menghormati satu sama lain dan mendengarkan dan terus belajar, mari kita membicarakan hal yang rumit ini secara hati-hati dan saling menghormati."

Awal minggu lalu, Pemimpin New Democratic Party, Jagmeet Singh, memiliki pendapat serupa dengan Trudeau, Ia berargumen bahwa kebebasan mengekspresikan pemikiran kita bukanlah kebebasan untuk menciptakan perpecahan dengan sengaja.

Pemimpin Partai Konservatif, Erin O'Toole, merilis sebuah video minggu lalu,

"Serangan kelompok lagi, serangan lagi bagi nilai-nilai kita dan kebebasan-kebebasan kita, katanya. Jika perancis diserang, maka seluruh sendi-sendi demokrasi diserang. Saya ingin mengekspresikan solidaritas saya dengan sekutu-sekutu Peranics.

Teroris tidak akan membuat kita tunduk. Di sini, Kanada, kami akan bertarung untuk membangun sebuah negera yang bangga atas prinsip-prinsipnya, keterbukaannya dan kebebasan berpendapatnya."***(Yudha, Jurnal Presisi)

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler