Kekesalan mereka cukup masuk akal mengingat saat ini Provinsi Bali memiliki jumlah kasus COVID-19 yang tinggi.
Namun, utasnya tidak berakhir dengan bahagia karena warganet di Twitter banyak menyoroti dampak yang ditimbulkan oleh para migran AS yang relatif kaya terhadap warga lokal dan berpotensi menimbulkan gentrifikasi.
Gentrifikasi ini merupakan proses perubahan sosial dan budaya karena penduduk yang makmur ekonominya membeli properti di wilayah yang warganya kurang makmur.
Baca Juga: Hukuman Reynhard Sinaga Diperberat Pengadilan Inggris, Penjara Seumur Hidup Dianggap Terlalu Ringan
Baca Juga: Cegah Korupsi Dana Vaksin COVID-19, Menteri BUMN dan Menkes Kunjungi KPK
Hal seperti ini bisa menambah beban hidup warga lokal di wilayah tersebut.
Sejak mendapat banyak hujatan dari warganet, Gray telah menghapus utasnya tersebut hingga mengunci akun Twitter miliknya.***