LINGKAR MADIUN – Paus Fransiskus mengatakan pada hari Senin, 1 Februari 2020, bahwa dia ingin melakukan perjalanan ke Irak bulan depan.
Ini artinya banyak warga Irak beragama Kristen yang tidak akan dapat melihatnya secara langsung karena adanya pembatasan COVID-19.
Baca Juga: Vatikan Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 dari Sel Janin Hasil Aborsi
Baca Juga: Kemenag dan BAN-PT Gelar Pelatihan Asesor Baru Keagamaan Kristen
“Saya adalah pendeta dari orang-orang yang menderita,” katanya kepada Catholic New Service (CNS), sebuah outlet berita Konferensi Uskup Amerika Serikat, yang dikutip Lingkar Madiun dari Reuters.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa melihat Paus ada di negara mereka (warga Irak yang beragama Kristen), adalah hal yang penting meski sebagian besar warga hanya akan melihatnya di televisi karena persyaratan jaga jarak.
Baca Juga: Vatikan Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 dari Sel Janin Hasil Aborsi
Baca Juga: Kemenag dan BAN-PT Gelar Pelatihan Asesor Baru Keagamaan Kristen
CNS mengatakan bahwa Paus berusia 84 tahun itu bermaksud untuk melanjutkan kunjungan pada tanggal 5 hingga 8 Maret 2021, kecuali ada gelombang baru infeksi virus corona yang serius di negara tersebut.
Patriark Gereja Katolik Khaldea Irak mengatakan pada pekan lalu bahwa paus akan bertemu dengan ulama Muslim Syiah terkemuka di negara itu,yakni Ayatollah Ali al-Sistani.
Baca Juga: Uni Emirat Arab Sebut Vaksin Sinopharm Cina 86 Persen Efektif
Baca Juga: Vatikan Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 dari Sel Janin Hasil Aborsi
Baca Juga: Kemenag dan BAN-PT Gelar Pelatihan Asesor Baru Keagamaan Kristen
Kunjungan tersebut, yang luput dari perhatian para Paus pendahulunya, terjadi di tengah memburuknya sistem keamanan di beberapa bagian wilayah Irak.
Selain itu, baru-baru ini peristiwa bom bunuh diri skala besar yang pertama telah terjadi di Baghdad dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Baca Juga: Vatikan Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 dari Sel Janin Hasil Aborsi
Baca Juga: Kemenag dan BAN-PT Gelar Pelatihan Asesor Baru Keagamaan Kristen
CNS tidak mengatakan apakah Paus akan membahas tentang keamanan selama audiensi yang diberikan kepada stafnya di Roma pada acara ulang tahun badan tersebut yang ke-100.
Irak telah menjadi rumah bagi warga Kristen selama berabad-abad. Ratusan ribu orang Kristen melarikan diri dari kekerasan sektarian setelah jatuhnya Saddam Hussein.
Baca Juga: Vatikan Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 dari Sel Janin Hasil Aborsi
Baca Juga: Kemenag dan BAN-PT Gelar Pelatihan Asesor Baru Keagamaan Kristen
Beberapa dari mereka telah diusir ketika ISIS menguasai sebagian besar wilayah utara Irak pada tahun 2014.***