Presiden Soeharto Ungkap Bagaimana Republik Rakyat Tiongkok Mengakui Kegagalan Komunisme

- 7 Agustus 2021, 08:21 WIB
Presiden Soeharto Ungkap Bagaimana Republik Rakyat Tiongkok Mengakui Kegagalan Komunisme
Presiden Soeharto Ungkap Bagaimana Republik Rakyat Tiongkok Mengakui Kegagalan Komunisme /Pikiran Rakyat

LINGKAR MADIUN - Presiden ke-2 Republik Indonesia HM Soeharto memang menjadi sosok yang dikenal baik terhadap masyarakat. Apalagi dengan kebijakannya yang anti komunisme.

Hal ini sampai menjadikan hubungan Indonesia dan Tiongkok tidak begitu harmonis di zaman Presiden Soeharto. Karena kebijakan anti-komunismenya tersebut.

Namun di akhir tahun 1980-an, Presiden Soeharto akhirnya menemui lagi pejabat-pejabat tinggi Republik Rakyat Tiongkok untuk memerbaiki hubungan kedua negara.

Baca Juga: Justin Bieber Tolak Peluk Fans yang Menginap di Depan Rumahnya, Ternyata Ini Alasannya

Karena memang menurut hemat Presiden Soeharto, Republik Rakyat Tiongkok mengakui kegagalan dari sistem komunisme itu sendiri. Terutama dalam masalah menyejahterakan rakyat.

Dilansir Lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube HM Soeharto, Presiden Soeharto menyatakan hal ini didepan ratusan mahasiswa di Tapos, tempat peternakan sapi perah pada tanggal 4 Maret 1994.

Presiden Soeharto menjelaskan kalau Tiongkok sekarang mulai melihat pola ekonomi Taiwan dan Korea Selatan untuk menyejahterakan rakyatnya.

Baca Juga: Mardigu Wowiek Bongkar Cara Tiongkok Kuasai Dunia Ternyata Seperti Ini

Karena memang, Pemimpin Deng Xiaoping menyatakan kalau sistem ekonomi Tiongkok harus diubah. Hal ini sesuai dengan desakan masyarakat yang menginginkan itu untuk berubah.

Gerakan demokratisasi China ini mulai merebak dan terlihat tragedi Tianamen mulai berjatuhan para mahasiswa yang berdemontrasi di Beijing. Mereka mendesak untuk melakukan demokratisasi China.

Desakan tidak hanya datang dari dalam negeri, dari luar negeri, orang-orang mulai menyuruh China untuk membuka dirinya dalam bentuk ekonomi. Terutama dari negara-negara tetangga, Korea Selatan, Jepang dan Taiwan.

Baca Juga: Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan Curigai Ada Sabotase Dalam Bencana Kebakaran Hutan

Tiga negara itu menjadi motor besar dalam pembangunan ekonomi kapitalis di China pada waktu itu. Juga Singapura, Lee Kwan Yew merasa kalau China sangat perlu untuk dirubah.

Oleh karenanya, menurut Presiden Soeharto pemimpin RRT menyadari betul-betul kalau sistem komunisme tidak akan menyejahterakan masyarakat.

Sebagaimana di Uni Soviet sendiri, negaranya terpecah-pecah karena sistem sentralisme ekonomi itu tidak bagus. Apalagi untuk negara besar seperti Uni Soviet.

Baca Juga: Hasil Final Sepakbola Putri Olimpiade Tokyo 2020: Kanada Raih Medali Emas Perdana di Ajang Olimpiade

Oleh karenanya, sistem sepeti ini pernah juga terjadi di Indonesia pada zaman Presiden Soekarno, dan menurut Presiden Soeharto itu perlu diganti.***

Editor: Yoga Adi Surya

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah