''Awalnya 35 persen, sekarang menjadi 28 persen," ujar dia.
Baca Juga: Tak Angkat Telepon Cheff Arnold, Lord Adi MCI 8 Trending Twitter, Begini Komentar Warganet
Mereka sedianya telah menemukan penyebab penurunan itu. Sebab, lebih banyak mahasiswa melaporkan minum alkohol, merokok, dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Terpisah, Naomi Torres-Mackie, seorang psikolog Lenox Hill Hospital di New York dan kepala penelitian di The Mental Health Coalition mengatakan bahwa perubahan itu sulit.
"Bahkan perubahan positif." katanya.
Dia menjelaskan bahwa ketika sekolah, pekerjaan, dan kehidupan terus mengalami pembatasan, dapat membawa banyak perasaan sulit. Termasuk stres, depresi, dan kecemasan.
Baca Juga: Tinder Ungkapkan 2020 Adalah Tahun Tersibuknya Meskipun Pandemi COVID-19
“Menyesuaikan untuk pembukaan kembali juga membutuhkan banyak energi, artinya melelahkan," ujarnya.
Dalam keadaan apapun, adanya perubahan besar dalam hidup memang membuat stres. Termasuk belajar.
"Menjalaninya saat dunia menemukan pijakannya kembali (selepas Covid-19), juga sangat menantang," tutur dia.***