LINGKAR MADIUN – Ketika Taliban mengambil alih Afghanistan untuk pertama kalinya pada tahun 1996, China menolak untuk mengakui kekuasaan mereka.
Hal ini berbanding terbalik dengan aksi China sekarang yang menjadi salah satu negara pertama yang merangkul pasukan militer islam tersebut.
Dilansir Lingkarmadiun.com dari situs berita Al Jazeera, saat penolakan dahulu, China bahkan membiarkan kedutaannya di Kabul untuk tutup selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Besok Sah, Nikahan Lesty Kejora dan Rizky Billar Akan Disiarkan di TV Swasta Nasional
Perubahan drastis dari sikap China tersebut mulai terlihat sekitar lebih dari dua minggu yang lalu, ketika Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyambut delegasi Taliban ke Pelabuhan Utara Tianjin.
Taliban saat itu memperoleh keuntungan melawan Presiden Ashraf Ghani yang melarikan diri dari Afghanistan.
Aksi dukungan Wang terhadap “peran penting” Taliban dalam pemerintahan Afghanistan itu sontak memberikan dorongan dan semangat pada kelompok tersebut.
Meskipun kenyataannya, Taliban telah lama menjadi kekhawatiran masyarakat dunia karena aksi pembelaannya terhadap terorisme dan penindasan wanita itu.
Alasan China mendukung Taliban yakni berkaitan dengan bangkitnya negara itu sebagai kekuatan global yang dinilai sama dengan gerakan cepat Taliban yang mampu menguasai ibukota Afghanistan.