“Hati saya hancur berkeping-keping ketika saya melihat tanah, tanah air saya yang dihancurkan perlahan di depan mata saya," tulisnya.
Hari berikutnya, Taliban merebut Kabul, dan Madadgar berhenti memposting.
Baca Juga: Pakai Jersey Ketiga Puma, Pemain Fenerbahce Ini Gagal Cium Logo Klub Saat Selebrasi Gol
Jutaan anak muda Afghanistan, khususnya wanita dan agama minoritas, takut bahwa apa yang pernah mereka pasang secara online sekarang dapat membahayakan hidup mereka.
Sedikit yang bisa melupakan pertama kali Taliban memberlakukan versi ultra-konservatif hukum Islam di Afghanistan antara 1996-2001.
Perempuan dikeluarkan dari kehidupan publik, anak perempuan tidak bisa bersekolah, hiburan dilarang dan hukuman brutal dijatuhkan, seperti rajam sampai mati karena perzinahan.***