Kisah Sedih Dibalik Merebaknya Wabah Tertawa Tanpa Henti di Tanzania

- 23 September 2021, 09:45 WIB
Ilustrasi wabah tawa yang terjadi di Tanzania.
Ilustrasi wabah tawa yang terjadi di Tanzania. /Pixabay.com/Pezibear

Setelah itu, sekolah Kashasha dibuka kembali pada 21 Mei 1962, dan ditutup kembali pada akhir Juni.

Awal bulan itu, epidemi tertawa menyebar ke sekolah menengah putri Ramashenye, dekat Bukoba, dan mempengaruhi 48 gadis.

Baca Juga: 7 Zodiak Badai Rezeki, Nasibnya Emas Cuan Mengalir Deras di Awal Oktober 2021! Saatnya Belanja Kebutuhan 

Sekolah Kashasha sempat digugat karena mengizinkan anak-anak dan orang tua mereka menularkannya ke daerah sekitar.

Namun 18 bulan kemudian, fenomena itu berhasil mereda.

Laporan tawa secara luas disertai dengan pingsan, perut kembung, masalah pernapasan, ruam, menangis, dan menjerit.

Baca Juga: Ramal Calon Anak Pertama Rizky Billar dan Lesti Kejora, Indigo Singgung Kondisi Sang Ibu Sebelum Lahiran

Secara keseluruhan, 14 sekolah ditutup dan 1.000 orang terkena dampaknya.

Christian F. Hempelmann dari Universitas Purdue, Amerika Serikat, telah berteori bahwa fenomena itu disebabkan oleh stres.

Meskipun begitu, sampai sekarang belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab merebaknya wabah tertawa tersebut. ***

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah