Meski Efikasinya Dipertanyakan, Vaksin Sinovac Diminati oleh Negara Eropa Karena Dianggap Lebih Aman

- 6 Oktober 2021, 13:20 WIB
Ilustrasi vaksin Sinovac.
Ilustrasi vaksin Sinovac. /Pixabay/torstensimon/

LINGKAR MADIUN - Vaksin Sinovac yang berasal dari China menjadi primadona baru bagi beberapa negara Barat.

Hal tersebut terjadi karena adanya anggapan bahwa vaksin yang diproduksi dengan metode MRNA, seperti Pfizer dan Moderna cukup berisiko.

Anggapan itu mencuat karena MRNA adalah metode yang baru disetujui oleh WHO pada tahun 2018 lalu.

Baca Juga: Pemerintah China Kurang Terbuka Terkait Data, Vaksin Sinovac Sampai Sekarang Masih Dipertanyakan Efikasinya 

Oleh karena itu, publik Eropa masih mempertanyakan keamanan vaksin berbasis MRNA.

Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari CNA, publik Barat memilih Sinovac karena mereka menganggapnya sebagai vaksin mati yang dimasukkan ke dalam tubuh.

Vaksin mati akan membuat tubuh mendapatkan antibodi secara alami.

Baca Juga: Viral! Pesawat Air India Tersangkut di bawah Jembatan Penyeberangan, Ternyata Bukan Kejadian Pertama 

Vaksin dengan metode seperti ini juga efektif selama bertahun-tahun, dan tidak menimbulkan bahaya.

Adapun untuk vaksin berbasis MRNA, vaksin tersebut langsung memberikan RNA ekspose atau tanpa badan virus ke dalam tubuh.

Jadi, tubuh langsung mengenali strain virus dengan cepat tanpa perlu membongkar data strain dari virus yang mati.

Baca Juga: Muslim Harus Hati-hati, Hewan Kecil Ini Bisa Menyebabkan Seseorang Masuk ke dalam Neraka 

Hal yang wajar bagi penerima dosis vaksin berbasis MRNA adalah rasa pegal dan demam, karena memang vaksin berusaha membentuk antibodi secara sempurna.

Hasilnya, vaksin berbasis MRNA memiliki efikasi (keampuhan) yang tinggi, yakni mencapai 94 persen.

Namun, karena terlalu tereksposenya RNA yang ada dalam vaksin tersebut, beberapa pihak malah meragukan keamanannya.

Baca Juga: 3 Hal Ini Sepele Tapi Justru Menjerumuskan Kamu Masuk Neraka Jahanam! Hati-hati Jadi Kebiasaan 

Mereka merasa bahwa tidak seharusnya antibodi langsung menemui RNA, hal yang membuat reaksi dari antibodi terkadang berlebihan yang mereka anggap tidak begitu aman.

Kebanyakan mereka sekarang memilih vaksin berbasis inactivated virus atau virus mati yang dianggap lebih aman dan lebih alami.

Beberapa negara yang khawatir menggunakan vaksin berbasis MRNA adalah Brasil, Turki, dan beberapa negara Eropa.

Baca Juga: Skandal 'Pandora Papers' Terkuak, Inilah Fakta Sebenarnya Cara Orang Kaya Menyembunyikan Asetnya 

Alhasil, mereka memilih untuk menggunakan vaksin berbasis inactivated virus, seperti Sputnik V dan Sinovac.

Meskipun begitu, perlu dipahami bahwa vaksin berbasis MRNA dan vaksin berbasis inactivated virus memang digunakan untuk membentuk antibodi.

Semuanya baik dan semuanya memiliki khasiat yang sama, yakni membentuk antibodi. ***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah