LINGKAR MADIUN- Tabrakan asteroid adalah salah satu bencana alam yang paling berbahaya, karena umat manusia saat ini tidak memiliki sarana pertahanan yang andal untuk melawannya.
Salah satu solusi yang mungkin, menggunakan senjata nuklir atau cara destruktif serupa, adalah sesuatu yang biasa terlihat dalam film fiksi ilmiah, tetapi tidak disukai oleh banyak ilmuwan karena kemungkinan pecahan asteroid menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Tetapi menurut penelitian baru, ini mungkin tidak merusak seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal akademik Acta Astronautica dan dipimpin oleh Patrick King dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas John Hopkins, berusaha mempelajari fragmen asteroid yang dihancurkan oleh rudal nuklir atau objek destruktif serupa lainnya.
Baca Juga: 5 Amalan untuk Mengetuk Pintu Rezeki Langit dan Bumi Menurut Primbon Jawa
Studi ini menggunakan program simulasi yang disebut Spheral, yang dirancang untuk melacak fragmen asteroid yang dihancurkan oleh proses semacam itu, yang dikenal sebagai gangguan asteroid.
Simulasi tersebut menggunakan model bom nuklir satu megaton yang meledak di permukaan asteroid berukuran panjang 100 meter dan memperhitungkan beberapa kemungkinan orbit yang berbeda, matahari dan gravitasi oleh benda-benda besar lainnya di luar angkasa.
Diasumsikan juga bahwa asteroid itu terkena bom beberapa bulan sebelum dampak yang direncanakan terhadap planet ini.