Rusia telah mengarahkan rentetan retorika permusuhan di Kyiv dalam beberapa pekan terakhir karena Ukraina, Amerika Serikat dan ibu kota Barat telah meningkatkan kekhawatiran atas penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina dan kemungkinan invasi.
Moskow telah membantah merencanakan serangan dan menyalahkan Ukraina dan NATO karena memicu ketegangan, menuntut jaminan dari aliansi yang dipimpin AS bahwa mereka tidak akan memberikan keanggotaan kepada Kyiv.
Washington mengatakan pihaknya yakin Rusia mungkin berencana menggunakan dugaan "provokasi" oleh Ukraina untuk membenarkan agresi militer.
Baca Juga: Liga Premier Mencatat 42 Kasus Positif COVID-19 dari Lebih Hampir 4000 Orang dalam Seminggu Terakhir
Baca Juga: Hasil Drawing Liga Champions 16 Besar: Manchester United Lawan Atletico dan Liverpool Jumpa Inter
Tuduhan timbal balik antara Rusia dan Ukraina telah meningkat selama berminggu-minggu. Ukraina bulan lalu menuduh Rusia berada di balik dugaan rencana kudeta terhadap Presiden Volodymyr Zelenskiy, yang dibantah oleh Kremlin.
Rusia mengatakan pada 2 Desember bahwa pihaknya telah menangkap tiga tersangka agen intelijen Ukraina, termasuk satu yang dituduh berencana melakukan serangan menggunakan dua bom rakitan, tuduhan yang dibantah Kyiv sebagai yang dibuat-buat.***