LINGKAR MADIUN - Kecelakaan pesawat China Eastern kini sedang diselidiki terkait penyebabnya.
Kecelakaan semacam itu biasanya melibatkan banyak faktor, dan para ahli memperingatkan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang penyebab potensial, terutama mengingat informasi yang langka tersedia.
“Sulit untuk berspekulasi tentang kemungkinan penyebab kecelakaan itu, sampai penyelidikan dilakukan, dan kami akan tahu lebih banyak tentang informasi faktual,” Oleksandra Molloy, dosen keselamatan penerbangan di Universitas New South Wales.
Baca Juga: 25 Rekomendasi Lagu yang Bakar Semangat dan Menemani Akivitas Anda di Hari Selasa
“Namun, apa yang kami ketahui adalah bahwa kecelakaan itu terjadi selama fase pelayaran penerbangan, yang relatif jarang terjadi meskipun fase ini menyumbang sebagian besar waktu penerbangan,” tambah Molloy.
China telah membuat langkah besar dalam keselamatan udara sejak serangkaian kecelakaan fatal pada 1990-an dan 2000-an.
Sebelum kecelakaan tersebut, negara itu tidak mengalami kecelakaan fatal yang melibatkan penerbangan komersial sejak 2010, ketika 44 orang tewas di provinsi Jilin.
Wilayah Asia Utara termasuk China memiliki tingkat kecelakaan udara yang lebih rendah daripada tingkat rata-rata global, menurut data Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
"China memiliki catatan keselamatan yang baik, tentu saja dalam 10 hingga 15 tahun terakhir,” Hassan Shahidi, presiden dan CEO dari Flight Safety Foundation.
Armada China relatif modern, dengan pesawat Airbus dan Boeing modern. Armada modern dengan pelatihan yang baik tentunya merupakan penyumbang catatan keselamatan yang baik.***