Presiden Prancis Macron akan Perkenalkan ‘RUU Separatis’ Menindak Islam Radikal dan Batasi Masjid

- 31 Oktober 2020, 11:40 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron: Presiden Emmanuel Macron mengkritik media terkait liputan tentang Prancis pada 'separatisme islam'.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron: Presiden Emmanuel Macron mengkritik media terkait liputan tentang Prancis pada 'separatisme islam'. //Instagram.com/@emmanuelmacron /

LINGKAR MADIUN – Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak bergeming setelah dihujat sana-sini oleh dunia Islam. Bahkan paska peristiwa penimakam di Gereja Nice, Prancis, dalam pidatonya Macron mengungkapkan tidak menyerah.

Setelah peristiwa itu, Macron langsung mengerahkan ribuan tentara untuk berjaga di pusat-pusat penting dalam kota.

"Saya telah memutuskan mengerahkan tentara  dalam beberapa jam ke depan dan kita akan meningkatkan pengerahan dalam rangka Operasi Sentinel dari 3 ribu tentara menjadi 7 ribu tentara di wilayah kita," ujarnya.

Baca Juga: Mendebarkan, Evakuasi Korban Gempa Turki dengan Gergaji, Edorgan: Kita Kerahkan Seluruh yang Ada

Baca Juga: Prediksi dan Link Live Streaming Sheffield vs Man City: Jadwal Padat Man City Berikan Tekanan

Tentara tersebut dikerahkan untuk melindungi atau berjaga di seluruh tempat ibadah, khusunya gereja-gereja yang berada di Prancis.

Lebih lanjut, Macron mengungkapkan hal itu penting karena Hari Orang Kudus bisa digelar sebagaimana mestinya. Tak hanya digereja, tapi tentara juga dikerahkan untuk menjaga sekolah.

Baca Juga: China Daratan Laporkan 33 Kasus Covid-19 Baru, Meningkat dari Sebelumnya 25 Kasus

Dalam pernyataannya, Macron menegaskan dukungan dari seluruh rakyat Prancis untuk umat Katolik pada masa-masa sulit ini. Diketahui bahwa beberapa tahun terakhir, gereja-gereja di Prancis menjadi target serangan ekstremis.

"Seluruh bangsa ini berdiri di sisi mereka dan akan terus berdiri agar agama dapat terus dipraktikkan secara bebas di negara kita, karena negara kita adalah itu, ini ada nilai-nilai kita. Orang-orang bisa beriman atau tidak beriman, tapi setiap agama bisa dijalankan. Jadi hari ini seluruh bangsa ini berdiri dengan sesama warga penganut Katolik," ucapnya.

Baca Juga: Akibat Boikot Produk Prancis, Saham Prancis Mengalami Kerugian

Tak hanya itu, Macron menegaskan bahwa Prancis tidak akan menyerah pada teror.

"Jika kita diserang sekali lagi, itu karena nilai-nilai kita, karena rasa kebebasan kita, karena kemungkinan ini, di tanah kita, untuk berkeyakinan secara bebas dan tidak menyerah pada pikiran teror apapun," tutur Macron saat mengunjungi lokasi penusukan di Nice.

Baca Juga: Monstera Variegata, Janda Bolong Unik dan Langka yang Dibanderol Ratusan Juta

"Saya mengatakannya sekali lagi dengan sangat jelas hari ini, kita tidak akan menyerah," tegasnya.

Diketahui, kini level siaga keamanan di Prancis dinaikkan ke level 'darurat'. Menurut situs web pemerintah Prancis, level 'darurat' berarti 'tingkat kewaspadaan maksimum' yang diperlukan jika ada ancaman yang akan datang atau segera setelah serangan.

Baca Juga: Pasca Gempa Turki, Begini Langkah Erdogan, Simak Ulasannya Berikut Ini

Melansir The Indian Expres,  sebelumnya Macron  telah mengumumkan RUU kontroversial "anti-separatisme" yang bertujuan untuk menindak radikalisme Islam.

RUU tersebut  akan diperkenalkan di Parlemen pada bulan Desember. Dalam RRU tersebut terdapat pula aturan  reformasi pendidikan  untuk memastikan anak-anak Muslim tidak putus sekolah. Serta kontrol lebih ketat terhadap masjid dan penceramah.***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah