Pihak Joe Biden Sebut Pidato Kemenangan Donald Trump Mengambil Hak Demokrasi

- 4 November 2020, 19:58 WIB
Donald Trump dan Joe Biden.
Donald Trump dan Joe Biden. /Instagram/@realdonaldtrump/@joebiden

LINGKAR MADIUN - Donald Trump menyatakan kemenangan di sejumlah negara bagian, seperti Ohio, Florida, Texas, North Carolina, Pennsylvania, hingga Georgia.

Dalam pidatonya pada Rabu, 4 Novemver 2020, pagi, Trump menyebut pemilihan pada hari Selasa 'penipuan terhadap rakyat Amerika'.

Baca Juga: Kronologi Penyebab Kebakaran Gedung Kejagung, Ada 8 Tersangka Telah Ditetapkan

Baca Juga: 21 Film Disney Terbaru Siap Tayang 2021, Ada Luca Juga, Simak Daftarnya di Sini

"Terus terang kami memang memenangkan pemilihan ini. Kami ingin semua pemungutan suara dihentikan. Kami tidak ingin mereka menemukan surat suara pada pukul empat pagi dan menambahkannya ke daftar,'' kata Trump.

Trump kemudian mengancam gugatan hukum, mengatakan dia akan pergi ke Mahkamah Agung.

Baca Juga: Pemerintah Bagikan Lahan Perhutanan Sosial Seluas 4,2 Juta Hektar Untuk Dikelola Masyarakat

Sementara Joe Biden memimpin suara di Wisconsin, dengan perolehan 10.000 suara, sebelum pukul 5 pagi Rabu.

Tetapi di Gedung Putih, Trump menuntut semua penghitungan untuk berhenti, membual tentang margin yang telah dia telepon - mendorong tim Biden untuk mengeluarkan bantahan pedas.

Baca Juga: Cek 6 Fakta Mengenai Virus Corona

“Ini penipuan terhadap publik Amerika, ini memalukan bagi negara kami, kami bersiap-siap untuk memenangkan pemilihan ini, terus terang kami memenangkan pemilihan ini, '' kata Trump di Ruang Timur Gedung Putih, dikelilingi oleh anak-anak dan pendukungnya.

Baca Juga: SECRET NUMBER Comeback, Got That Boom Ditonton Hampir 500 Ribu Kali Dalam 1 Jam

Pidato Trump tersebut langsung ditanggapi oleh manajer kampanye Joe Biden, Jen O'Malley Dillon. Ia menyebut pidato Trump keterlaluan dan tidak benar adanya.

Baca Juga: 7 Pantai Terkenal dan Hits di Tahun 2020, Tulungagung

"Pernyataan presiden malam ini tentang mencoba menghentikan perhitungan surat suara sangat keterlaluan, belum pernah terjadi sebelumnya, dan tidak benar," kata Dillon.

"Itu memalukan karena merupakan upaya terang-terangan untuk mengambil hak-hak demokrasi warga Amerika," sambung dia. ***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah