Mengapa Kita Dilarang Menjadi Pengangguran? Begini Penjelasannya dalam Pandangan Islam

6 Februari 2021, 06:14 WIB
Ilustrasi pengangguran. Islam melarang kita menjadi pengangguran , melainkan harus bekerja keras dalam mencari rezeki dari Allah SWT /Pexels

 

LINGKAR MADIUN - Manusia adalah makhluk paling sempurna dari semua makhluk yang diciptakan Allah SWT. Tak hanya dari segi fisik,manusia juga diberikan akal serta potensi dalam pribadi masing-masing.

Adanya kelebihan akal dan potensi tersebut seyogyanya dipergunakan dengan baik untuk bekerja dan menebarkan kebaikan sebanyak-banyaknya.

Namun saat ini banyak sekali fenomena pengangguran ada dimana-mana. Alih-alih karena belum diterima dari pekerjaan yang dilamar, rata-rata para penganggur ini justru cepat putus asa dan malas bersusah payah.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Berikut 3 Kelompok Tanaman Pencegah Erosi dan Bencana

Bagaimana Islam memandang pengangguran tersebut? Rakimin Al-Jawiy, Dosen Psikologi Islam UNUSIA Jakarta dalam khutbahnya menyampaikan bahwa Islam jelas membenci pengangguran karena menimbulkan kemalasan. Islam justru menyukai orang-orang yang mau bekerja keras.

Menganggur membuat seseorang akan berpangku tangan, sikap seperti ini bisa menjerumuskannya pada perilaku buruk misalnya mencuri, mengemis,menipu yang tentu dapat merugikan orang lain.

Baca Juga: Inilah 5 Dampak Buruk Minum Air Putih Terlalu Banyak, Salah Satunya Bisa Sebabkan Masalah Jantung

Dalam lingkup keluarga, menganggur bisa memicu konflik rumah tangga, pelecehan anak dan penelantaran keluarga.

 Secara fiqih, bekerja mencari nafkah adalah wajib, sedangkan berpangku tangan hukumnya adalah haram.Sebab orang yang menganggur lalu berputus asa tidak mau berusaha lagi sama saja dengan tidak mensyukuri anugerah kemampuan yang diberikan Allah SWT.

Baca Juga: 74 Tahun Milad HMI, Inilah Alumni HMI dalam Kabinet Indonesia Maju

Pada sebuah hadits Rasulullah Muhammad SAW bersabda, yang artinya :

“Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang wajib ia beri nafkah” (HR Abu Daud).

Untuk itu, Islam senantiasa mendorong umatnya agar tak patah semangat dalam berikhtiar. Karena di dalam Al-Qur’an Allah juga telah memerintahkan kita untuk bekerja sebagaimana arti QS Al Ankabut ayat 17 :

“Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan”

Baca Juga: Ragam Manfaat Si Buah Cantik Stroberi, Salah Satunya Merawat Kecantikan Tubuh

Di samping itu, Allah juga tidak memberatkan hamba-Nya dalam memberi nafkah keluarga, melainkan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

”Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) apa yang Allah berikan kepadanya.” (QS. Ath-Thalaq: 7).***

 

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: NU

Tags

Terkini

Terpopuler