Staf publikasi perpustakaan negara Berlin Jeanette Lambe menceritakan perkamen Al-Qur’an tersebut di dapatkan dari ilmuwan yang tinggal di Kairo Mesir sekitar 100 tahun lalu, persisnya pada akhir abad ke-19.
Baca Juga: Dapat Komentar Rasis Dari Warga Net , Patrich Wanggai Banjir Dukungan dari Banyak Klub Sepak Bola
Sejak saat itulah perkamen tersebut dimasukkan sebagai objek penelitian dengan tujuan meneliti Al-Qur’an kuno yang tersebar di benua Eropa.
Perkamen tersebut diperiksa dalam konteks proyek penelitian kompleks dan berjangka panjang. Penelitiannya sendiri dilakukan di laboratorium Swiss Federal Institute of Technology (ETH).
Adapun lembar Al-Qur’an yang berupa perkamen berbahan dari kulit hewan, karenanya setelah dites memakai karbon, bisa dibuktikan setiap perkamen tersebut asli ketika Rasulullah SAW masih hidup.
Bentuk tulisan Al-Qur’an sangat jauh berbeda dengan yang kita baca saat ini, namun perlu diketahui, makna dan kandungan isi Al-Qur’an sama sekali tidak berubah.
Wallahu a’lam bishawab.***