Tak Hanya Sebagai Bungkus Nasi, Ketupat Ternyata memiliki Sejarah dan Filosofi

4 Mei 2022, 14:00 WIB
Ketupat Lebaran memiliki makna dan filosofi sendiri. / Unsplash/ Mufid Majnun /

LINGKAR MADIUN – Siapa yang tidak mengenal ketupat? Ketupat atau disebut juga kupat ini merupakan kuliner khas Indonesia.

Bahan yang dibuat ketupat berbahan dasar beras dan yang dibungkus dengan pembungkus dari anyaman daun kelapa yang disebut janur.

Dalam perayaan hari raya Idul Fitri ini memang sangat tidak asing dengan namanya ketupat. Karena ia merupakan makanan khas sajian Idul Fitri.

Dilansir Lingkar Madiun dari Instagram @gnfi Sejarah ketupat ternyata dibawakan sejak zaman Walisongo. Dimana Sunan Kalijaga lah yang memperkenalkan tradisi ketupat secara Islam pada masyarakat sebagai bentuk dari akulturasi budaya.

Baca Juga: Bayern Munchen Menginginkan Cristiano Ronaldo Bergabung? Benarkah CR7 Akan Mendarat ke Jerman?

Sunan Kalijaga juga memperkenalkan ketupat bakda lebaran dan bakda kupat. 

Bakda kupat dilaksanakan seminggu setelah umat Islam melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal atau ada juga yang menyebutnya dengan lebaran kecil.

Ketupat dibuat bukan hany sebagai khas kuliner saja, melainkan ada makna dibalik semua itu.

Ternyata ketupat juga memiliki filosofi yang ternyata mengandung begitu banyak makna didalamnya.

Pertama, anyaman yang rumit mencerminkan banyaknya kesalahan manusia di berbagai aspek kehidupan.

Baca Juga: Sedang Perjalanan Mudik? Bawa Bekal 3 Minuman Herbal Ini Bisa Meningkatkan Kekebalan Tubuh di Musim Panas Ini

Kedua, kesempurnaan yakni dengan rumitnya anyaman namun akhirnya menjadi satu kesatuan sama seperti kesatuan umat Muslim di eluruh dunia pada Hari Raya Idul Fitri.

Ketiga, kesucian hati yang terlihat dari ketupat yang dibelah dua dan terlihat warna putih di dalamnya.

Ragam masakan yang sesuai dengan ketupat seperti gado-do, kupat tahu, kupat tahu grabag, kupat glabed, coto Makassar.

Ketupat tidak hanya memiliki satu bentuk saja, ternyata ada 12 bentuk yang meliputi Ketupat tumpeng, ketupat jago, ketupat bata, ketupat bagea, ketupat pandawa, ketupat sidalungguh, ketupat geleng, ketupat sari, ketupat debleng, ketupat sidapurna, ketupat bebek, dan ketupat gatep.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Tags

Terkini

Terpopuler