Kurangi Jajan, Zat Pemanis Bikin Bakteri Baik Perut Berubah Jahat dan Sebabkan Infeksi Hingga Kematian

16 September 2021, 19:05 WIB
Ilustrasi bahaya konsumsi gula putih berlebih menurut dr. Zaidul Akbar, beresiko jadi racun bukan pemanis dan menurunkan imunitas tubuh. /Pixabay/Bru-nO

LINGKAR MADIUN – Di zaman modern ini, zat pemanis sudah umum digunakan dalam makanan yang dikonsumsi manusia sehari-hari.

Jika dikonsumsi berlebihan, zat pemanis akan menyebabkan masalah kesehatan, seperti peradangan, diabetes, dan kanker.

Hal ini berlaku untuk semua zat pemanis, termasuk pemanis alami dan pemanis buatan.

Baca Juga: Peringatan! Penderita Diabetes Hindari Makanan Ini Penyebab Kolesterol Jahat dan Kadar Gula Darah Tinggi

Pemanis buatan banyak digunakan dalam industri makanan dalam pembuatan camilan dan es krim.

Padahal, pemanis buatan ini berpotensi mengubah bakteri baik di usus menjadi mikroba berbahaya dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti keracunan darah, kata para ilmuwan.

Baca Juga: Para Ilmuwan Tegaskan Bahaya Pemanis Buatan, Minum Lebih Dari 2 Kaleng Soda Perhari Tingkatkan Risiko Kematian

Peneliti Inggris telah menemukan bahwa pengganti gula seperti sakarin, sucralose, dan aspartam, dapat menyebabkan bakteri baik di usus seperti E. coli (Escherichia coli) dan E. faecalis (Enterococcus faecalis) menjadi bakteri jahat atau patogen penyebab penyakit.

Bakteri seperti E. faecalis mampu melintasi dinding usus dan memasuki aliran darah, yang dapat yang dapat mengancam jiwa.

Baca Juga: Luar Biasa! Metode Baru Ini Membuat Kadar Gula Darah Mudah Stabil, Penderita Diabetes Wajib Coba

E. faecalis dapat menyebabkan keracunan darah (septikemia) yang dikenal sebagai sepsis.

Mikroba penyebab penyakit ini juga dapat menumpuk di hati, kelenjar getah bening dan limpa, dan menyebabkan sejumlah infeksi lainnya.

Dilansir LINGKAR MADIUN dari Science Focus, para peneliti mengatakan bahwa berdasarkan temuan mereka, yang diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences, penting untuk memahami lebih banyak tentang dampak pemanis pada kesehatan.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu Bahan Alami Ini Efektif Obati Diabetes, Dijamin Kadar Gula Darah Cepat Turun Seketika

“Studi kami adalah yang pertama menunjukkan bahwa beberapa pemanis yang paling umum ditemukan dalam makanan dan minuman,  sakarin, sucralose, dan aspartam,  dapat membuat bakteri usus normal dan 'sehat' menjadi patogen,” kata Dr Havovi Chichger, dosen senior bidang biomedis. sains di Anglia Ruskin University (ARU).

Baca Juga: Penderita Diabetes Wajib Coba! Mengonsumsi Nasi Ini, Selain Nikmat Pengendalian Kadar Gula Darah Mudah

“Perubahan patogen ini termasuk membentuk lapisan bakteri, meningkatkan pelekatan, dan invasi bakteri ke dalam sel usus manusia.

“Perubahan ini dapat menyebabkan bakteri menyerang dan menyebabkan kerusakan pada usus kita, yang dapat dikaitkan dengan infeksi, sepsis, dan kegagalan multi-organ.

Baca Juga: Mengejutkan, Otak Mini yang Ditumbuhkan di Laboratorium Ini Dapat Bentuk ‘Organ Mata’ Sendiri

“Konsumsi gula yang berlebihan merupakan faktor utama dalam perkembangan kondisi seperti obesitas dan diabetes.

“Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang pemanis dan gula dalam makanan untuk lebih memahami dampaknya terhadap kesehatan kita,” ujar Dr. Chichger.

Baca Juga: 2 Bahan Alami Super Kuat Bersihkan Parasit Berbahaya Dalam Tubuh, Badan Terasa Makin Sehat Setiap Hari

Bakteri patogen dapat menyerang dan membunuh sel Caco-2 – sel yang melapisi dinding usus.

Para peneliti menemukan bahwa jumlah pemanis yang setara dengan dua kaleng minuman ringan diet dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan E. coli dan E. faecalis untuk menempel pada sel Caco-2.

Baca Juga: Jika Kamu Berusia di Atas 65 Tahun, Hindari Konsumsi 4 Makanan Ini! Ada Bakteri Mematikan yang Mengintai

Mereka juga menemukan pemanis memiliki efek pada pembentukan lapisan bakteri yang lebih cenderung mengeluarkan racun dan kurang sensitif terhadap pengobatan resistensi antimikroba, berpotensi meningkatkan risiko penyakit.

Jika kasus ini sudah sangat parah, bukan tidak mungkin masalah infeksi bakteri perut ini akan menyebabkan kematian.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Science Focus

Tags

Terkini

Terpopuler