Bahaya Abu Vulkanik Bagi Kesehatan Anak, Begini Upaya Mengatasinya

- 13 Desember 2020, 20:42 WIB
 Ilustrasi gunung meletus.
Ilustrasi gunung meletus. /freepik.com/brfx

 

LINGKAR MADIUN-  3 gunung di Indonesia, yakni Gunung Semeru (Jawa Timur), Gunung Merapi (DIY Yogyakarta), dan Gunung Lewotolok (NTT) mengalami peningkatan aktivitas secara bersamaan pada beberapa waktu terakhir. Bahkan Semeru dikabarkan hingga saat ini masih sering meluncurkan awan panas setelah meletus pada 1 Desember lalu.

Abu vulkanik dari letusan gunung tersebut tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Yang bukan hanya bagi orang dewasa tetapi juga anak-anak.

Di dalam abu vulkaniik mengandung materi padat atau gas yang berbahaya seperti CO (karbon monoksida), SO2 (sulfur dioksida), H2S (hidrogen sulfida), metana dan lainnya. Secara umum abu vulkanik ini memiliki sifat iritan dan korosif yang dapat menyebabkan masalah kesehatan kulit, mata, otot dan saluran nafas.

 

Baca Juga: Bantuan Subsidi Bagi Guru Madrasah Non PNS Sudah Cair, Begini Mekanisme Penerimaannya

Menghadapi fenomena demikian,Dokter Spesialis Anak, dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K) menyatakan anak-anak lebih sensitif dan beresiko terhadap abu vulkanik. Sebab nafas anak-anak cenderung lebih frekuen dan mempunyai proporsi ukuran paru-paru terhadap ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.

" Saat menemui polusi udara, anak-anak cenderung akan bernapas melalui mulut sehingga filtrasi partikel polutan kurang efisien.Hal ini ditakutkan anak-anak akan menghirup jumlah udara yang terpolusi lebih besar jumlahnya," tuturnya.

Material debu yang masuk melalui saluran pernafasan bisa menimbulkan iritasi  hingga terjadi infeksi, yang dikenal dengan istilah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).

Halaman:

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Situs Resmi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x