15 Peribahasa Jawa Ini Bikin Hidup Kamu Lebih Bijaksana dan Bermakna, Penasaran? Segera Simak Disini

- 17 Januari 2021, 18:57 WIB
15 Peribahasa Jawa Ini Bikin Hidup Kamu Lebih Bijaksana dan Bermakna, Penasaran? Segera Simak Disini
15 Peribahasa Jawa Ini Bikin Hidup Kamu Lebih Bijaksana dan Bermakna, Penasaran? Segera Simak Disini /Pexels/picjumbo/

LINGKAR MADIUN- Peribahasa Jawa adalah salah satu kekayaan sastra budaya masyarakat Jawa yang mengandung pesan-pesan bijak dan nilai-nilai positif di dalamnya. 

Peribahasa Jawa atau Paribasan Jawa hingga saat ini masih terjaga dengan baik dan kental dalam kehidupan masyarakat. 

Berikut ada beberapa peribahasa Jawa yang akan membuat hidup lebih bermakna dan penuh pelajaran hidup, diantaranya: 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

1. Duwur wekasane endhek wiwitane 

Peribahasa Jawa tersebut memiliki arti untuk bisa sampai diatas, semua pasti dimulai dari bawah.

Selain itu juga bisa diartikan dengan memang cita-cita atau impian kita terlihat besar dan sangat tinggi, tetapi itu semua bisa tercapai dengan mencoba melakukan hal-hal kecil untuk mencapai impian kamu.  

Setiap perjalanan yang jauh pasti dimulai dari langkah pertama. Yang perlu kita lakukan untuk mencapai cita-cita kita adalah mulai dari sekarang dan mulai dari langkah pertama. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

2. Mburu uceng kelangan deleg 

Peribahasa Jawa tersebut memiliki arti memburu sesuatu yang kecil tapi malah kehilangan sesuatu yang besar.

Ini adalah pelajaran bagaimana kita mengambil prioritas dalam hidup. Terkadang perhatian kita kepada cita-ita yang besar sering dialihkan dengan hal kecil.  

Kadang pula upaya mengejar cita-cita harus kandas karena kita sibuk melakukan sesuatu yang memberikan kenikmatan sesaat, misalnya di saat kita menginginkan prestasi dibangku kuliah yang harus kita lakukan adalah lebih banyak belajar. Tetapi kita tergoda menuruti ajakan teman untuk menghabiskan waktu dengan game online.

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

3. Weruh ing grubyuk ora weruh ing rembug 

Peribahasa ini bermakna ikut-ikutan tetapi tidak paham permasalahan. Banyak sekali orang terutama di media sosial yang habis-habisan berdebat kusir dan berdiskusi kosong atas sebuah permasalahan. Entah tentang perspektif agama, politik, atau pemerintahan.  

Tetapi sejatinya mereka tidak paham tentang permasalahan yang ada atau ada pula orang yang suka asal membagikan sebuah berita. Asal judulnya heboh langsung di bagikan kemana-mana tanpa dibaca terlebih dahulu. 

Ikutilah sesuatu dengan ilmu, jika kita tidak memiliki ilmunya, lebih baik pasang telinga untuk mendengarkan. Jangan ikut-ikutan berbicara dan jika memang pembicaraan tersebut tidak bermanfaat lebih baik kita tinggalkan. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

4. Durung pecus keselak besus 

Peribahasa ini artinya belum punya kemampuan tetapi sudah berkeinginan macam-macam. Memiliki impian dan cita-cita memang baik dan sangat penting. Namun kita juga harus berpikir realistis, dengan melakukan usaha yang sesuai dengan besarnya impian kita. 

Kebanyakan orang bermimpi besar, tetapi malas untuk melakukan sesuatu, ia bermimpi memiliki rumah mewah, sementara dia tetap melakukan rebahan dan malas melakukan usaha mencapai impian. Maka, imbangi impian besar kita dengan usaha yang besar pula. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

5. Jer basuki mawa beo 

Peribahasa ini memiliki arti setiap keberhasilan ada harga yang harus dibayar. Pepatah Jawa tersebut sebenarnya memiliki nilai yang jauh dari sekedar materi.

Nilainya sungguh luhur yaitu untuk mendapatkan sesuatu, ada proses yang harus dilalui ada pengorbanan yang harus diberikan.

Ada kerja keras, ada keringat yang harus dikucurkan, dan inilah kesejatian hidup yang kita jalani, tanpa bekerja keras hidup akan sia-sia, tanpa bertindak hidup tidak akan menjadi apa-apa.

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

 6. Urip iku urup 

Artinya hidup itu menyala, hidup memberikan manfaat untuk sekitar kita. Jangan menjadi orang yang ada atau tidaknya menjadi sama saja atau dengan kata lain keberadaan kita tidak dianggap.  

Atau bahkan lebih buruk lagi, keberadaan kita dianggap orang lain mengganggu. Jadilah orang yang menyala, jadilah orang yang memberikan manfaat sekecil apapun kontribusi yang bisa kita berikan. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

7. Aja keblinger mundah keblinger aja cidra mundak cilaka 

Artinya, jangan menjadi orang yang sok pintar atau merasa pandai agar tidak tersesat dan jangan berbuat curang atau berkhianat agar tidak celaka.

Jadilah orang yang rendah hati, pandai mendengar, pandai mengambil hikmah, jangan menjadi orang yang sok tahu, terlalu banyak bicara dan sombong.  

Orang yang sok tahu dan sombong niatnya ingin dihormati oleh orang lain tetapi bukan penghormatan yang didapat, justru orang akan menjauh dan tidak mau menolong. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

8. Datan serik lamun ketaman datan susah lamun kelangan 

Artinya jangan mudah sakit hati ketika musibah menimpa dan jangan terlalu sedih ketika kehilangan sesuatu. Kita harus sadar bahwa hidup penuh cobaan dan masalah.

Tetapi yakinilah bahwa setiap cobaan dan hambatan adalah tangga baru untuk menaikkan level derajat dan kedewasaan kita. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

9. Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti 

Artinya segala sifat keras hati picik, angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan kasih sayang atau kebaikan. Jangan melawan amarah dengan amarah.

Jangan melawan sikap keras hati dengan sikap yang sama. Lawanlah keras hati dengan sikap kasih sayang. 

Tolonglah mereka yang masih terpasung dalam sikap benci dan amarah dengan memberikan cinta dan kasih sayang. Mereka perlu kita tolong dengan memberikan kasih sayang.  

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

Jika kamu seorang muslim mungkin masih ingat bagaimana Rasulullah SAW, membalas orang yang selalu melempari tinja dengan menolongnya ketika dia sakit.

Kemudian orang itu terketuk hatinya menjadi seorang muslim dan menjadi salah satu pengikut Rasul yang paling setia. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

10.  Memayu hayuning bawana ambrasta dur hangkara 

Artinya hidup adalah mengusahakan kebaikan, kebahagiaan, dan keselamatan dunia dan seisinya dan juga memerangi sifat angkara murka, serakah dan merusak.

Kita diciptakan Tuhan di dunia dengan membawa dua tugas,pertama  yaitu untuk merawat kebaikan untuk semuanya, meliputi hewan, tumbuhan, manusia, dan hubungan dengan Tuhan dan kedua, untuk memerangi kerusakan, melawan segala hal yang berusaha merusak kebaikan. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

11. Aja katungkul marang kalungguhan, kadonyan lan kamareman 

Artinya, jangan terlalu sibuk dengan mengejar jabatan, harta dunia dan rasa puas. Karena semua itu tidak akan pernah bisa dikejar.

Hidup dengan terus mengejar dunia dan rasa puas adalah hidup yang justru akan selalu merasakan haus dan serba kurang. Bahkan, dua gunung emas tidak akan pernah bisa membuat manusia puas, karena manusia akan mencari gunung yang ketiga dan seterusnya. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

12.  Aja Adigang, Adigung, Adiguna 

Artinya jangan sombong dengan mengandalkan kekuatan, kedudukan ataupun latar belakang. Jika kita mengakui keberadaan Tuhan yang Maha segalanya, maka tidak ada tempat bagi manusia untuk menyombongkan diri.  

Apalah artinya jika kita dibandingkan dengan segala yang telah Tuhan beri. Kita kaya? Kekayaan kita bisa habis jika Tuhan memberikan penyakit yang parah. Kita berkuasa? Kekuasaan kita bisa hilang jika Tuhan mencabut akal sehat kita dan membuat kita gila. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

13.  Alon-alon waton kelakon 

Artinya adalah pelan-pelan asal sampai.Pesan ini mengandung makna yang sangat dalam tentang bagaimana sebuah ketekunan dibangun.

Terkadang orang tidak cukup bersabar untuk mencapai sesuatu, sehingga ia menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka. Peribahasa ini juga mengajarkan kepada kita untuk menempuh impian dengan cara sabar atas segala hal yang kecil. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

14.  Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sekti tanpo aji-aji, sugih tanpo bondho 

Artinya menyerang tanpa membawa teman, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa mengandalkan kekuasaan, kekayaan, kekuatan, atau keturunan. Dan kaya tanpa didasari banyaknya materi. 

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

15.  Sanding kebo gupak 

Artinya terpengaruh keburukan karena lingkungan yang buruk. Seringkali lingkungan mengubah seseorang yang tadinya baik menjadi buruk.

Mungkin kita telah dewasa dan mungkin bisa membedakan hal yang baik dan yang buruk. Tapi disadari atau tidak lingkungan juga akan mempengaruhi kita. Sedikit demi sedikit tanpa kita menyadarinya.

Baca Juga: 8 Orang Masih dalam Pencarian pada Bencana Longsor di Sumedang

Baca Juga: 5 Letak Tahi Lalat yang Diprediksi Akan Kaya Raya dan Mendapat Jodoh Menurut Primbon Jawa

Nah, itulah beberapa peribahasa Jawa yang akan memberikan pelajaran hidup untuk kita semua. Semoga bermanfaat serta menjadi wawasan tersendiri bagi kamu ya.***     

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Buku Kamus Peribahasa Jawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah