Suka Ceroboh dan Sering Lupa? Coba Lakukan Meditasi, Ini Efeknya pada Diri Anda

- 18 Oktober 2021, 18:50 WIB
Ilustrasi meditasi, salah satu tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia.
Ilustrasi meditasi, salah satu tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia. /Pexels.com/cottonbro

LINGKAR MADIUN – Jika Anda pelupa atau membuat kecerobohan saat terburu-buru, sebuah studi baru dari Michigan State University menemukan bahwa meditasi dapat membantu Anda mengurangi kemungkinan membuat kesalahan.

Penelitian yang diterbitkan di Brain Sciences, menguji bagaimana meditasi pemantauan terbuka yang memfokuskan kesadaran pada perasaan, pikiran atau sensasi dapat mengubah aktivitas otak dengan cara yang menunjukkan peningkatan pengenalan kesalahan.

Baca Juga: 7 Langkah Meditasi untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Dapat Menenangkan Pikiran

"Minat orang pada meditasi dapat dibuktikan sains dalam hal efek dan manfaat," kata Jeff Lin, kandidat doktor psikologi MSU dan rekan penulis studi.

"Tetapi sungguh menakjubkan bagi saya bahwa kami dapat melihat bagaimana satu sesi meditasi dapat menghasilkan perubahan aktivitas otak pada non-meditator," tambah Lin.

Baca Juga: Apa itu Meditasi dan Apa Manfaatnya untuk Kesehatan? Simak Ulasan Selengkapnya

Dilansir LINGKAR MADIUN dari Science Daily. temuan ini menunjukkan bahwa berbagai bentuk meditasi dapat memiliki efek neurokognitif yang berdampak pada pengenalan kesalahan.

"Beberapa bentuk meditasi membuat Anda fokus pada satu objek, biasanya napas Anda, tetapi meditasi pemantauan terbuka sedikit berbeda," kata Lin.

Baca Juga: 5 Video Meditasi Tidur Terbaik Di YouTube, Simak Penjelasannya 

Lin menyebutkan bahwa meditasi membuat Anda fokus pada semua yang terjadi di pikiran dan tubuh Anda.

Tujuan meditasi  adalah untuk menenangkan diri dan memusatkan perhatian ke mana pikiran berjalan tanpa perasaan terjebak

Baca Juga: Teknik Relaksasi dan Memetakan Pikiran Agar Sukses Wawancara Kerja, Pelamar Harus Tahu!

Lin dan rekan penulis MSU, William Eckerle, Ling Peng dan Jason Moser merekrut lebih dari 200 peserta untuk menguji bagaimana meditasi pemantauan terbuka memengaruhi cara orang mendeteksi dan merespons kesalahan.

Para peserta, yang belum pernah bermeditasi sebelumnya, diberi pelatihan meditasi pemantauan terbuka selama 20 menit sementara para peneliti mengukur aktivitas otak melalui elektroensefalografi, atau EEG.

Baca Juga: 5 Rahasia Otak Tetap Tajam Terhindar dari Pikun di Usia Senja, Salah Satunya: Tetap ‘Kepo‘

"EEG dapat mengukur aktivitas otak pada tingkat milidetik, jadi kami mendapatkan ukuran aktivitas saraf yang tepat setelah kesalahan dibandingkan dengan respons yang benar," kata Lin.

"Sinyal saraf tertentu terjadi sekitar setengah detik setelah kesalahan yang disebut kesalahan positif, yang terkait dengan pengenalan kesalahan sadar. Kami menemukan bahwa kekuatan sinyal ini meningkat pada meditator relatif terhadap kontrol."

Baca Juga: Awas, Bahaya Hipertensi Intai Usia Produktif, Buat Otak Mengerut dan Demensia, Ubah Pola Makan Anda!

Penelitian ini menemukan bahwa meditasi terpandu yang dilakukan 20 menit meditasi dapat meningkatkan kemampuan otak untuk mendeteksi dan memperhatikan kesalahan.

"Meditasi membuat kita merasa lebih percaya diri. Dalam meditasi, kita akan mampu menilai kemampuan diri sendiri, perasaan itulah yang memberikan sinyal aktif ke otak dan memberikan ketenangan," ujar Lin.

Baca Juga: Awas, Bahaya Hipertensi Intai Usia Produktif, Buat Otak Mengerut dan Demensia, Ubah Pola Makan Anda!

Sementara meditasi telah mendapatkan banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir, Lin adalah salah satu dari sekelompok kecil peneliti yang mengambil pendekatan ilmu saraf untuk menilai efek psikologis dan kinerja mereka.

Baca Juga: Studi Psikologis Ungkap Cara Mengetahui Kepribadian Asli Seseorang dengan Cepat, Simak Begini Ulasannya

Ke depan, Lin mengatakan bahwa fase penelitian selanjutnya adalah memasukkan kelompok peserta yang lebih luas untuk menguji apakah perubahan aktivitas otak dapat diterjemahkan menjadi perubahan perilaku dengan latihan jangka panjang.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Science Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah