LINGKAR MADIUN- Soda dikenal tidak memiliki reputasi yang baik. Kandungan pemanisnya seperti aspartam disebut dapat memicu rasa sakit kepala, penurunan kepadatan tulang, dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Namun, sebuah studi baru dari University of Southern California (USC), Los Angeles telah menemukan bahwa kemungkinan ada efek samping lain dari mengonsumsi soda yang mungkin kamu abaikan sebagai rumor lama.
Baca Juga: Seram, Peneliti Ungkap Ada Bakteri Pemakan Daging Manusia Hidup-hidup, Ini Ulasannya
Menurut studi USC, hasil penelitian menunjukkan bahwa pria cenderung mengonsumsi jumlah kalori yang sama, terlepas dari apakah mereka minum-minuman dengan kandungan sukrosa (sukralosa). Namun, wanita mengonsumsi lebih banyak kalori karena mereka minum minuman sukralosa sebelum makan.
Studi ini juga menemukan bahwa peserta penelitian yang dikategorikan menderita obesitas juga melihat rangsangan nafsu makan yang lebih besar.
“Kami menemukan bahwa wanita dan orang dengan obesitas memiliki aktivitas otak yang lebih besar setelah mengonsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan,” ujar peneliti.
Hal tersebut terjadi karena wanita dan penderita obesitas mengalami penurunan jumlah leptin yakni hormon yang menghambat nafsu makan setelah minum minuman sukraloasa.
Baca Juga: Rapat Pembahasan Pemilu 2024 Di Tunda oleh DPR RI Komisi II
Studi sebelumnya menemukan hubungan antara minum soda diet dan penambahan berat badan, meskipun diakui sulit bagi para ilmuwan untuk mengklaim hubungan sebab akibat antar keduanya.
Satu studi tahun 2015 menemukan hubungan antara minum soda diet dan peningkatan lemak perut. The San Antonio Heart Study juga meneliti peminum diet soda pada tahun 1979-1988 dan menemukan bahwa orang yang minum soda tiga kali sehari dua kali lebih mungkin untuk kelebihan berat badan daripada mereka yang tidak.
Baca Juga: 9 Arti Kedutan yang Mungkin Terjadi Secara Spontan, Waspadalah Jika Anda Merasa Kedutan Pada Mata
Namun para ilmuwan bersepakat bahwa mengonsumsi soda diet dinilai dapat membingungkan tubuh. Pasalnya, manisnya soda membuat tubuh kita percaya bahwa kita sedang meminum gula asli dan mengonsumsi kalori.
Namun, karena diet cola tidak mengandung kalori, reseptor insulin tubuh menjadi tertipu untuk membuat lebih banyak insulin. Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan penambahan berat badan, risiko peningkatan diabetes, penyakit jantung, hingga stroke.
Meski demikian, para peneliti masih enggan untuk merekomendasikan agar menghindari mengonsumsi soda.
Seorang profesor kebijakan kesehatan di USC mengatakan bahwa seseorang yang mengalami kesulitan menurunkan berat badan mungkin ingin berhenti minum soda.
Baca Juga: Rapat Pembahasan Pemilu 2024 Di Tunda oleh DPR RI Komisi II
Namun perlu diketahui, bahwa pemanis buatan bisa menjadi priming otak penderita obesitas untuk mendambakan makanan berkalori tinggi.***