LINGKAR MADIUN- Para ilmuwan di Mesir dan Inggris bekerja sama untuk menentukan apakah racun kalajengking yang ditemukan di gurun Mesir dapat menjadi titik awal yang baik untuk merancang obat anti virus corona baru.
Penelitian sedang dilakukan di Universitas Terusan Suez dan Universitas Aberdeen, yang terakhir baru-baru ini mengungkapkan proyek tersebut melalui sebuah artikel dan video di situs webnya.
“Kalajengking adalah salah satu hewan tertua di Bumi, yang telah ada selama lebih dari 400 juta tahun. Racun mereka telah digunakan dalam terapi tradisional sejak zaman kuno di banyak negara, terutama di Cina dan India,” artikel itu menjelaskan, dikutip dari Jerusalem Post.
"Racun kalajengking mengandung campuran peptida biologis aktif yang menarik, banyak di antaranya adalah neurotoksin yang sangat kuat, sementara beberapa telah menunjukkan aktivitas antibakteri dan antivirus yang kuat."
Racun kalajengking “belum sepenuhnya dipelajari dan mungkin merupakan sumber obat baru yang tidak lazim,” kata Prof. Mohamed Abdel-Rahman, seorang profesor toksinologi molekuler dan fisiologi di Departemen Zoologi Fakultas Sains di Universitas Terusan Suez.
Tim memulai dengan mengumpulkan spesies kalajengking yang berbeda dari gurun Mesir, kata ketua peneliti Dr. Wael Houssen dalam video tersebut.
Baca Juga: Keistimewaan Hari Jumat yang Jarang Diketahaui Umat Muslim, Hari Besar yang Berulang Setiap Pekan