Makna Kata Astungkara di Bali, Ternyata Sangat Mendalam dan Penuh Arti

- 27 Oktober 2022, 20:25 WIB
Makna Kata Astungkara di Bali, Ternyata Sangat Mendalam dan Penuh Arti.
Makna Kata Astungkara di Bali, Ternyata Sangat Mendalam dan Penuh Arti. /YouTube/Silahome Production

LingkarMadiun.com – Di Bali kata Astungkara merupakan sebuah kata yang memiliki makna rasa syukur berarti.

Masyarakat Bali menggunakannya dalam pengucapan yang berarti. Sehingga hal inilah yang membuat kata Astungkara sangatlah ikonik dan memiliki citra sendiri.

Tidak heran banyak masyarakat diluar Bali mengggunakan kata ini seperti caption medsos, lirik lagu hingga sebuah cerpen.

Baca Juga: Jangan Salah, Inilah 3 Teknik Pengereman yang Benar saat Mengendarai Sepeda Motor

Luasan dalam arti bahasa sastra yang terkandung kedalam kata Astungkara adalah citra dari bahasa sansekerta yang mulai dikenal dan dipergunakan.

Dilansir LingkarMadiun.com dari Instagram @info_baturiti, kata Astungkara memiliki asal dari kata Astu dan Kara.

Astu yang berarti semoga terjadi dan kara adalah penyebab. Kata Kara ini didefinisikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Terkait Sumpah Pemuda, Nomor 3 Bikin Geleng-geleng Kepala

Jadi Astungkara sendiri berarti semoga terjadi atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Ceritanya dapat berkaitan yang dibawa oleh para dewa.

Dewa yang bersangkutan adalah Dewa Agni atau Dewa Api. Svaha atau Swaha merupakan permaisuri Dewa Agni yang diberkati sebuah rohani berarti semoga diberkati.

Swaha adalah ucapan mantra umum yang digunakan mengucapkan kata Astu atau semoga terjadi.

Baca Juga: Inter Milan Temani Bayern Munchen Lolos ke Babak 16 Besar Usai Kalahkan Viktoria Plzen   

Sepeti halnya kata 'om' yang diucapkan sebagai awal mantra dan swaha diucapkan diakhir mantra.

Tathastu berasal dari kata Tat dan Astu yang berarti merujuk kepada doa atau permohonan yang diucapkan. Bila Astu adalah semoga terjadi bila Tathastu berarti terjadilah.

Jangan salah bila menggunakan kata Astungkara, Svaha, dan Tathastu. Karena kata tersebut memiliki arti yang berbeda untuk ditunjukan kepada Sang Hyang Widhi Wasa.

Pengucapan kata ini sangat sakral dan hati-hati dalam pengucapannya agar tidak terjadi salah paham.***

Editor: Ninda Fatriani Santyra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah