LINGKAR MADIUN - Setelah melakukan kunjungan ke Madiun, Presiden Jokowi melihat potensi besar Industri tanaman porang.
Menurut Jokowi industri tersebut cukup menjanjikan. Mengingat saat ini porang telah menjadi komoditas ekspor yang digandrungi negara-negara lain.
Sehingga tanaman Porang dapat berguna untukk meningkatkan kesejahteraan petani karena harga jualnya yang menjanjikan.
Baca Juga: Jokowi Tinjau Budidaya Porang di Madiun, Tanaman yang Berpotensi Besar untuk Ketahanan Pangan
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari akun Instagram resmi @jokowi, Presiden Jokowi terlihat mengunjungi salah satu perusahaan pengolahan porang di Kabupaten Madiun pada 19 Agustus lalu.
Hal ini sebenarnya merupakan bagian dari agenda Jokowi saat berkunjung ke Madiun. Salah satunya melihat industri pengolahan porang.
Menurut dia, Porang adalah tanaman umbi-umbian yang biasa diolah menjadi beras, campuran kue sampai digunakan bahan kosmetik.
Baca Juga: Kunjungan ke Madiun, Jokowi Minta Porang Tidak Diekspor Mentah
Jadi, segala potensinya patut diseriusi. Apalagi Jokowi telah mendapatkan data dari Kementerian Pertanian bahwa porang ternyata menjadi andalan baru bagi komoditas pertanian di Indonesia.
Di lokasi pengolahan porang, Jokowi tampak sedang berbincang dengan seorang laki-laki di antara troli-troli yang dipenuhi porang.
Adapun pabrik yang dikunjungi oleh Presiden Jokowi adalah PT Asia Prima Konjac yang memang sudah sejak lama mengolah industri Porang.
Dengan itu, Presiden Jokowi memberi pesan kepada Kementerian Pertanian untuk menanganinya secara serius. Karena Indonesia berpotensi menjadi produsen Porang nomor satu dunia.
Dia menjelaskan tentang nilai jual porang yang baik untuk industri pertanian di Indonesia. Tidak hanya untuk perusahaan, namun juga untuk para petaninya.
Jokowi memberikan gambaran bahwasanya akan banyak sekali pendapatan yang diterima oleh petani porang. Bahkan sampai menembus Rp40 Juta per tahun.
Baca Juga: Lebih Baik Mana Takwa dan Dunia? Inilah Modal Kekayaan yang Menguntungkan
"Bayangkan, satu hektar lahan dapat menghasilkan 15 sampai 20 ton porang. Pada musim tanam pertama para petani dapat menghasilkan hingga Rp40 juta dalam 8 bulan. Nilainya sangat besar, pasarnya masih terbuka lebar," katanya.
Oleh sebab itu dia berharap agar industri porang dapat maju dan berkembang. Sebagaimana yang diinginkan oleh seluruh masyrakat di Indonesia.
Potensi yang dimiliki akan sangat besar, melihat antusiasme pasar Jepang, Tiongkok dan Australia dalam permintaan hasil olahan porang.***