LINGKAR MADIUN - Jika kita membicarakan orang Jawa, maka yang sebenarnya terjadi adalah orang yang hidup dengan budaya Jawa.
Mereka bisa bertutur dengan bahasa Jawa, mereka mengerti tata krama dan budaya orang Jawa, dan mereka mengerti konsep hidup dan pengertian hidup dari orang Jawa tersebut.
Untuk menggambarkan bagaimana kita melihat orang jawa, maka kita harus tahu konsep budaya dari kebudayaan Jawa itu sendiri.
Baca Juga: Jika Anda Ingin Terbebas dari Asam Urat Seumur Hidup, Para Ahli Sepakat Segera Hindari Daging Ini
Deskripsi konseptual self orang Jawa tergambarkan dalam frase-frase menurut ungkapan masing-masing.
Dari beragam ungkapan tersebut, dapat ditarik benang merahnya bahwa akar dari self orang Jawa bermuara pada menjalankan prinsip rukun dan hormat yang memang sudah menjadi ciri khas kepribadian orang Jawa.
Jika ditarik dalam terminologi lain, maka self orang Jawa yang tergambarkan di atas bercirikan interdependent construal of self (ketergantungan akan bentuk diri).
Maksudnya, orang Jawa sudah memiliki pengertian tentang aku sebagai orang Jawa, maka orang tersebut mau tidak mau harus mematuhi pengertian yang dibuatnya sendiri.
Dalam penghayatan diri orang Jawa di kehidupan nyata, terungkap bahwa semua subjek mengimplementasikan apa yang mereka konsepkan.
Maksudnya, orang Jawa sangat memegang teguh teori-teori kehidupan yang berada dalam tataran abstrak dan konseptual.
Baca Juga: Jika Suka Makan Mie Instan, Waspada Gejala Berbagai Penyakit Mematikan Ini Mengintai Anda
Seperti dalam kaidah agama dan kepercayaan, orang Jawa sangat-sangat menghormati dan mematuhi hal tersebut.
sebagai karakteristik self masing-masing ke dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Deskripsi mengenai penghayatan self dalam kehidupan sehari-hari hanya berbeda dalam hal target interaksi.
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Budi Soestejo dkk, dijelaskan bahwa intinya, esensi maupun kualitas sikap dan perilakunya identik dengan self yang dikonsepkan.
Baca Juga: Jika Anda Sering Minum Soda, Hati-hati Para Ahli Ungkap Memiliki Risiko Tinggi Penyakit Kronis Ini
Konsep orang Jawa memang tidak dapat dipisahkan dari konseptualiasi agama Islam dan kepercayaan-kepercayaan lainnya.
Banyak sekali orang Islam yang percaya dan teguh memegang kepercayaannya, karena adanya sikap patuh dan tekanan sosial yang tinggi.
Perlu diketahui bahwa budaya Jawa, Indonesia pada umumnya terkenal memiliki hubungan solidaritas sosial yang tinggi.
Dengan hal tersebut, terjadi pula tekanan masyarakat yang tinggi. Misalnya, jika ada anak yang kurang pintar dalam pelajaran sekolah.
Ia akan mendapatkan tekanan yang lebih tinggi dari sosial masyarakat, berbeda dengan mereka yang lebih pintar dalam pelajaran sekolah.
Tekanan sosial semacam itulah yang membuat orang Jawa, secara umum adalah orang yang taat dan orang yang memiliki solidaritas tinggi.
Karena jika ada salah satu anggota masyarakat yang menyimpang, maka orang tersebut akan mendapatkan tekanan sosial yang tinggi. ***