Ternyata Ini, Alasan Achmad Yunus Buka-bukaan Tentang ’Demokrasi Cukong’ di Pilkada Sumenep 2020

21 September 2020, 21:58 WIB
Achmad Yunus /Instagram/

Lingkar Madiun - Pasca gagal maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumenep 2020, Achmad Yunus yang merupakan salah seorang calon Bupati Sumenep ini mulai buka-bukaan.

Alasan Achmad Yunus gagal maju sebagai calon Bupati Sumenep pada pilkada 2020, karena tidak mendapat rekomendasi dari parta-partai pengusung.

Dia mengatakan bahwa sudah menempuh semua jalur untuk mendapatkan rekomendasi dari partai politik, baik jalur reguler maupun jalur khusus.

Baca Juga: Bertambah 11 Tenaga Medis, Terkonfirmasi Positif Covid di Kota Madiun

Baca Juga: Gempar, Kain Kafan Hilang Dicuri, Makam Perempuan Sumberbeji Jombang Dibongkar

" jalur reguler ini, formalitasnya memasukkan pendaftaran segala macam itu ada, jadi kita masuk tahap demi tahap, kemudian jalur khusus, jalur khusus ini tidak ada apa-apa, langsung ada rekomendasi" begitu ia menyampaikan dalam Live Instagram @achmadyunus4sumenep dengan @mediaindonesia.

Ia menyampaikan, bahwa tidak ada satupun ketua partai yang menanyakan apa visi dan misinya sebagai calon Bupati Sumenep pada pilkada 2020 ini, 

 "Semua pimpinan partai politik tidak ada yang menanyakan visi misi saya apa, dari DPC hingga DPP " begitu tegasnya.

Yunus juga menyampaikan bahwa variabel utama agar bisa mendapat rekom dari partai adalah isi tas.

Baca Juga: Dua Warga Terseret Banjir, Ini Penyebab Banjir Bandang Sungai Cibuntu-Sukabumi

Baca Juga: Mulai Besok! Bantuan Kuota Internet Gratis Kemdikbud Akan Dikirim Bertahap

"Isi tas adalah hal yang paling mendominasi, kemudian isi tas akan mempengaruhi elektabilis dan kapasitas akan sendirinya bisa dibuat-buat" tukasnya.

Dia membeberkan, bahwa harga mulai menghargai 1 kursi 100 juta hingga 1 milyar. 

" jadi biaya kursi itu, belum masuk biaya saksi dan serangan fajar" begitu Yunus menyatakan.

ketika berbicara dengan orang partai, Achmad Yunus merasa kehilangan optimisme berbangsa dan bernegara. Yunus berpendapat, bahwa partai politik seharusnya melakukan proses pendidikan dengan baik, kader utama dan ideologi dalam partai juga diperjuangkan, bukan lantas serta merta menjalankan demokrasi.

Baca Juga: Eropa Menentang Konflik Laut China Selatan, Tiongkok Makin Terdesak

Baca Juga: Ternyata Ini,Dampak Penggunaan Teknologi Setiap Hari, Simak Ulasannya

Yunus mengajak untuk mencari formula baru dalam proses demokrasi yang menurutnya tidak wajar.

"Anak-anak muda sekarang, seperti saya dan anak muda lainnya kehilangan masa depan karena mewajarkan proses itu (dekokrasi), jika ada biaya saksi dan lain-lain, itu tidak wajar, ya jangan dilanjutkan, ayo kita cari formulasinya seperti apa" begitu tukasnya. ***

Editor: Yoga Pratama Widiyanto

Tags

Terkini

Terpopuler