IDI Catat 141 Dokter Gugur Selama Pandemi Covid-19

26 Oktober 2020, 04:42 WIB
ILUSTRASI alat kerja dokter /Pexels

LINGKAR MADIUN- Kabar duka kembali menyelimuti dunia kesehatan. Tim Advokasi dan Hubungan Eksternal dari Tim Mitigasi PB IDI, dr Eka Mulyana, mengungkapkan, selama tujuh bulan masa pandemi ini, angka kematian tenaga kesehatan semakin mengkhawatirkan.

Berdasarkan data survey Tim Mitigasi PB IDI, sejak Maret – Oktober 2020 sekiranya telah tercatat 141 dokter wafat dalam berjuang melawan covid-19.

Dalam infografis  pada media sosial instagram resmi @timmitigasiidi, Tim Mitigasi IDI memaparkan Data Kematian Dokter Indonesia terhitung hingga tanggal 25 Oktober 2020 pukul 12.00, menyatakan  141 dokter yang wafat tersebut  didominasi oleh 75 dokter umum(4 guru besar),  64 dokter spesialis (6 guru besar), serta 2 residen . Dengan presentase 85% dokter laki-laki dan 15 % dokter perempuan.

Baca Juga: UPDATE Gempa Pangandaran, BPBD: 29 Rumah Rusak dan 3 Orang Luka

Baca Juga: Menko Luhut Ajak Lembaga Investasi AS Bahas Sovereign Wealth Fund

Infografis Data Kematian Dokter Indonesia selama pandemi (Maret-Oktober 2020) Tim Mitigasi IDI

Secara rinci dokter-dokter yang gugur selama pandemi berasal dari 18 wilayah provinsi dan 66 IDI cabang kota/kabupaten. Di antaranya dari data provinsi tercatat 35 dokter wafat akibat Covid-19 di Jawa Timur. Kemudian, Sumatera Utara menduduki posisi selanjutnya dengan 23 dokter, DKI Jakarta dengan 20 dokter, Jawa Barat dengan 11 dokter, dan Jawa Tengah dengan 10 dokter.

Lalu, Sulawesi Selatan dengan 6 dokter, Bali 5 dokter, Sumatra Selatan 4 dokter, Kalimantan Selatan 4 dokter, DI Aceh 4 dokter, Riau 4 dokter, Kalimantan Timur 3 dokter, Banten 3 dokter, Kepulauan Riau 2 dokter, DI Yogyakarta 2 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 2 dokter, dan Papua Barat 1 dokter.

Sementara itu dilihat dari data kota terdapat 6 (enam) wilayah dengan kasus kematian dokter tertinggi, yaitu Medan 14 dokter,Surabaya 11 dokter, Jakarta Selatan 9 dokter, Jakarta Timur 6 dokter,  Malang Raya 6 dokter, dan Makassar 5 dokter.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

“Pandemi Covid-19 telah mengingatkan kita semua tentang peran penting para petugas medis dan kesehatan. Tidak ada negara, rumah sakit, atau klinik yang dapat menjaga keamanan pasiennya kecuali jika petugas kesehatannya tetap aman dan terlindungi dari risiko terpapar Covid-19,” tegas Eka.

Adanya kasus tersebut, Eka berharap Pemerintah dapat lebih memperhatikan keamanan dan perlindungan bagi para tenaga medis dan kesehatan. Sebab gugurnya pekerja medis dan kesehatan ahli tidak dapat tergantikan dalam waktu singkat.  Selain itu, Eka juga mengaku khawatir terhadap fenomena kekerasan fisik ataupun diskriminasi yang kerap kali terjadi pada rekan-rekannya (tenaga kesehatan).

“Perlindungan dan keamanan para tenaga medis dan kesehatan adalah mutlak diperlukan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini selain tentu diperlukan juga peran serta pihak-pihak lainnya baik pemerintah pusat daerah, swasta dan para tokoh agama/masyarakat (multihelix),” pungkasnya.***

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Data Survey Tim Mitigasi IDI

Tags

Terkini

Terpopuler