Dinyatakan Punah Sejak 172 Tahun Silam, Burung Ini Ternyata Masih Hidup di Indonesia! Begini Kondisinya

- 24 Juni 2021, 16:50 WIB
Ilustrasi burung pelanduk Kalimantan
Ilustrasi burung pelanduk Kalimantan /Instagram @eumaniraptora_art

Pelanduk Kalimantan (Malacocinla perspicillata) secara luas dianggap oleh para ornitolog dunia sebagai sebuah teka-teki terbesar dalam dunia perburungan Indonesia.

“Penemuan sensasional ini menegaskan bahwa burung ini berasal dari Kalimantan bagian Tenggara sekaligus mengakhiri teka-teki selama lebih dari seabad terkait asal usulnya,” ujar Panji Gusti Akbar dari Birdpacker.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Jatim Tembus 800, 3 Daerah Masuk Zona Merah , Khofifah : Jangan Lengah Jangan Sepelekan

Panji mengaku untuk sampai pada kesimpulan bahwa spesies tersebut adalah pelanduk Kalimantan bukanlah perkara mudah. Pasalnya, baik Birdpacker, BW Galeatus, dan para ornitolog nasional tak memiliki informasi lengkap terkait pelanduk Kalimantan, terlebih lagi mengingat status kepunahan burung tersebut.

Mereka hanya berpedoman pada pelanduk Kalimantan awetan yang telah berumur ratusan tahun dan saat ini tersimpan di Pusat Biodiversitas Naturalis, Belanda.

Bagi Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem KLHK, Indra Eksploitasia, penemuan kembali pelanduk Kalimantan adalah sebuah prestasi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Kebijakan Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, pelanduk Kalimantan belum dimasukkan kategori satwa yang dilindungi.

Baca Juga: Ini Alasan Covid-19 Bangkalan Jadi Perhatian Besar Pemerintah, Jika Semakin Melonjak Jatim Bisa Merah Merona

Sebab untuk masuk kategori ingin dilindungi maka harus dipastikan bahwa spesies tersebut berpopulasi sangat sedikit, terdapat penurunan populasi secara tajam di habitatnya serta daerah persebarannya sangat terbatas.

Maka dari itu, untuk memasukkan pelanduk Kalimantan sebagai satwa yang dilindungi perlu adanya kerja sama semua pihak termasuk pemerhati burung dan LIPI untuk menggali lebih dalam informasi fauna penuh misteri tersebut.***

Halaman:

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x