BRIN Kelola Limbah Medis yang Semakin Meningkat Untuk Memenuhi Kebutuhan

- 29 Juli 2021, 09:00 WIB
Limbah medis di Bandung melonjak saat pandemi Covid-19
Limbah medis di Bandung melonjak saat pandemi Covid-19 /DeskJabar/Kodar Solihat/Kodar Solihat

LINGKAR MADIUN- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berupaya untuk memanfaatkan teknologi pengolah limbah dan teknologi daur ulang untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pengolahan limbah.

Hal itu dikarenakan penambahan jumlah dan volume limbah khususnya limbah medis yang semakin meningkat, yang belum diimbangi dengan kapasitas pengolahan limbah yang memadai. Untuk itu, BRIN Kembangkan Insinerator Skala Kecil untuk Kelola Limbah Medis di Masyarakat.

Penggunaan teknologi tersebut diharapkan bisa menjangkau daerah-daerah yang memiliki penduduk relatif sedikit dengan skala limbah yang juga tidak banyak.

Baca Juga: Pemerintah Jalankan PPKM Darurat Level 4, Berikut Ini Rincian Aturannya

Baca Juga: Update Perolehan Medali Olimpiade Tokyo 2020: Jepang Menempati Peringkat 1, Indonesia ke 39

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, dalam keterangan pers secara virtual usai mengikuti rapat terbatas tentang pengelolaan limbah berbahan bahaya dan beracun (B3) medis Covid-19 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo melalui konferensi video pada Rabu, 28 Juli 2021.

“Ada beberapa teknologi yang sudah proven yang dikembangkan oleh teman-teman kita untuk membantu peningkatan jumlah kapasitas pengolahan limbah ini secara signifikan. Khususnya adalah teknologi yang bisa dipakai untuk pengolahan limbah di skala yang lebih kecil dan sifatnya mobile,” ujar Kepala BRIN.

Menurut Kepala BRIN, penggunaan teknologi tersebut diharapkan bisa menjangkau daerah-daerah yang memiliki penduduk relatif sedikit dengan skala limbah yang juga tidak banyak.

Baca Juga: Ramal Soal Nasib Indonesia, Indigo Yakin Pasca Covid-19 Bakal Raih Kejayaan di Tahun 2024- 2030

Baca Juga: Varane Datang, Rashford Bujuk Pogba Agar Bertahan, Simak Begini Ulasannya

Selain itu, teknologi itu juga diyakini lebih hemat dibandingkan membuat insinerator terpusat dalam skala besar.

“Kalau kita harus membangun insinerator besar itu tentu akan jauh lebih mahal dan juga menimbulkan masalah terkait dengan pengumpulan, karena pengumpulan dari limbah ke insinerator yang terpusat juga menimbulkan biaya tersendiri,” imbuhnya.

Selain itu, Kepala BRIN juga mengusulkan teknologi daur ulang limbah medis yang berpotensi memunculkan nilai tambah secara ekonomi.

Baca Juga: 8 Tanda Makhluk Halus Ingin Berkomunikasi Denganmu! Simak Begini Ulasannya

Baca Juga: Ahli Tarot Terawang Virus Covid-19 Akan Hilang Selama-lamanya 3 Tahun Lagi, Akankah Menjadi Kenyataan?

Cara ini diyakini akan meningkatkan kepatuhan fasilitas kesehatan yang menghasilkan limbah karena ada insentif finansial dari bisnis daur ulang tersebut.

Selain itu, juga berpotensi mengurangi biaya pengelolaan limbah secara keseluruhan.

“Tadi kami menyampaikan contoh itu adalah alat penghancur jarum suntik yang bisa menghasilkan residu berupa stainless steel murni, dan juga daur ulang untuk APD (alat pelindung diri) dan masker yang bahannya adalah polypropylene, sehingga kita bisa peroleh propylene murni (PP), jenis plastik propylene murni yang nilai ekonominya juga cukup tinggi,” jelasnya.

Baca Juga: Ramal Soal Nasib Indonesia, Indigo Yakin Pasca Covid-19 Bakal Raih Kejayaan di Tahun 2024- 2030

Baca Juga: Varane Datang, Rashford Bujuk Pogba Agar Bertahan, Simak Begini Ulasannya

Pada kesempatan tersebut, Kepala BRIN juga mengungkapkan bahwa saat ini sarana pengelolaan limbah medis tidak sebanding dengan penambahan volume limbah medis yang semakin meningkat.

Misalnya, saat ini baru 4,1 persen dari seluruh rumah sakit di Indonesia yang memiliki fasilitas insinerator yang berizin.

“Kemudian juga di seluruh indonesia baru ada 20 pelaku usaha pengelolaan limbah dan yang terpenting adalah seperti yang disampaikan Ibu Menteri LHK hampir semuanya masih terpusat di Pulau Jawa. Jadi distribusinya belum merata,” jelasnya.

Baca Juga: 8 Tanda Makhluk Halus Ingin Berkomunikasi Denganmu! Simak Begini Ulasannya

Baca Juga: Ahli Tarot Terawang Virus Covid-19 Akan Hilang Selama-lamanya 3 Tahun Lagi, Akankah Menjadi Kenyataan?

Kepala BRIN berharap inovasi teknologi ini dapat meningkatkan motivasi untuk mengumpulkan dan mengolah limbah, meningkatkan kepatuhan, dan menciptakan potensi bisnis baru bagi para pelaku usaha skala kecil.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: presidenri.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah