LINGKAR MADIUN- Limbah elektronik dengan cepat menjadi masalah yang lebih merusak bagi lingkungan di seluruh dunia.
Laporan Global E-Waste Monitor 2020, upaya kolaborasi antara penelitian data lingkungan dan Program Lingkungan PBB, menemukan bahwa dunia membuang 53,6 juta ton limbah elektronik pada 2019. Hanya 17,4% yang didaur ulang.
China dan AS adalah beberapa penyumbang terbesar limbah elektronik, masing-masing sebesar 10,1 juta ton dan 6,9 juta ton.
Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 74,7 juta ton pada tahun 2030.
Baca Juga: Ahli Medis Ungkap Manfaat Jamur Putih Mampu Melawan Kanker dan Melindungi Tubuh dari Infeksi Virus
E-waste adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketika produk dan peralatan elektronik telah mencapai akhir siklus hidupnya atau kehilangan penggunaannya untuk pemilik saat ini, beberapa contohnya adalah peralatan rumah tangga besar, peralatan IT dan elektronik konsumen.
Permintaan konsumen dan siklus hidup yang lebih pendek telah menambah peningkatan limbah elektronik, yang juga dapat berdampak besar pada planet kita.
Bahan kimia beracun yang dilepaskan dari limbah elektronik, termasuk timbal, kromium, mangan, dan difenil eter polibrominasi telah dikaitkan dengan masalah lingkungan dan kesehatan utama.