Fenomena Unik Pilkada 2020 Turunkan Angka Kasus Covid-19, Begini Penjelasan Doni Monardo

- 11 Oktober 2020, 09:46 WIB
Doni Monardo Kepala BNPB
Doni Monardo Kepala BNPB /Pikiran-rakyat.com
 

Lingkar Madiun- Pilkada 2020 akan tetap digelar meski kasus pandemi Covid-19 belum menunjukkan angka penurunan secara signifikan.

Keputusan tetap digelarnya Pilkada 2020 ditengah situasi pandemi Covid-19 mendapat banyak kecaman dari masyarakat.

Pernyataan mengejutkan datang dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo yang menyebut jika Pilkada 2020 menurunkan angka virus Covid-19 di suatu daerah.

Baca Juga: Inilah Profil Sosok Najwa Shihab yang Sempat Viral karena Wawancarai Bangku Kosong Menteri Terawan

Doni Monardo, yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dan Letnan jenderal (Letjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengungkapkan jika hal tersebut adalah 'sebuah fenomena unik'.

Pihaknya mengaku menemui beberapa fenomena unik dalam Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada) 2020 di berbagai daerah.

“Fenomena tersebut misalnya, berdasarkan zonasi, daerah yang ada pilkada, mengalami penurunan kasus zona merah. Sedangkan yang tidak ada pilkada justru meningkat,” ungkapnya dalam acara talkshow 'Media Bertanya Doni Menjawab' pada Jumat, 9 Oktober 2020.

Baca Juga: Mengenal Sosok Nikita Mirzani Mulai Karir hingga Kontroversi yang Berani Kritik Puan Maharani

Meski demikian, Doni menilai, fenomena tersebut bukan semata – mata menjadi penyebab turunnya kasus Covid-19 di daerah Pilkada.

Doni mencontohkan di Sulawesi Utara ( Sulut) yang tujuh kabupaten atau kotanya melaksanakan pilkada. Sebelum pilkada, Sulut merupakan provinsi dengan daerah zona merah atau risiko penularan Covid-19 tinggi.

Namun setelah pelaksanaan pilkada berubah menjadi zona oranye atau risiko penularannya sedang.

Baca Juga: Login www.prakerja.go.id, Cek Apakah Kartu Prakerja Gelombang 11 Dibuka

“ Zona oranye Sulut dari dua belas menjadi delapan kota atau kabupaten sedangkan zona kuning atau risiko Covid-19 rendah dari tiga menjadi menjadi kabupaten atau kota,” jelasnya.

Di sisi lain, Doni mengatakan, Aceh yang tidak ada Pilkada, justru angka positif Covid-19 nya meningkat.

Menurut Doni, hal itu menunjukkan, fenomena pilkada di tengah Covid-19 sangat dipengaruhi faktor disiplin.

“Artinya, ada atau tidak ada pilkada, asal masyarakatnya disiplin, maka Covid-19 tetap bisa dicegah atau dikurangi,” tegasnya.

Baca Juga: Link LIive Streaming Indonesia U-19 vs Makedonia Utara: Shin Akan lakukan Rotasi Pemain dan Formasi

Doni optimis, jika seluruh komponen patuh menjalankan protokol kesehatan, maka kasus Covid-19 bisa dikendalikan. Penerapan protokol kesehatan di tengah Pilkada menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, bukan hanya penyelenggara.

Adapun daerah yang melaksanakan pilkada bupati dan wali kota, yakni Jawa Timur (Jatim) dengan 19 kabupaten atau kota dan di Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan 12 kota atau kabupaten melakukan pilkada.***

*Disclaimer: Artikel ini hanya sekedar informasi bagi pembaca. Lingkar Madiun tidak bertanggung jawab atas copyrights sumber berita. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab sumber aslinya.

 

Editor: Ika Sholekhah Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah