Waspada Dampak La Nina, Kemenhub Tingkatkan Mitigasi Bencana Transportasi Sektor Udara dan Laut

- 17 Oktober 2020, 07:49 WIB
Ilustrasi fenomena La Nina menyebabkan curah hujan tinggi.
Ilustrasi fenomena La Nina menyebabkan curah hujan tinggi. /Pixabay.com/David Mark

Baca Juga: Bank Dunia Setuju Omnibus Law UU Cipta Kerja, Simak Ulasannya

Dari sektor udara tersebut, Kemenhub telah mencatat sedikitnya ada 5 bandara yang berlokasi di daerah rawan tsunami, yakni Bandara Binaka Gunung Sitoli, Minangkabau, Ngurah Rai, Balikpapan, Mamuju, Luwuk, Ende, Maumere, Melongguane, Ternate, Weda, Buli, Ambon, Manokwari, dan Biak.

Sedangkan pada sektor laut, Kemenhub telah menerbitkan Maklumat Pelayaran untuk mengoptimalkan tim respons cepat Ditjen Perhubungan Laut terkait kesiapsiagaan tanggap darurat ketika terjadi gelombang tinggi.

“Kemenhub meminta Direktorat Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) dan Kenavigasian, Distrik Navigasi, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan di seluruh Indonesia agar mereka semua melakukan antisipasi bencana,” terangnya.

 Baca Juga: 5 Kiat Pondok Pesantren Cegah Penularan Covid-19

Beberapa upaya antisipasi tersebut di antaranya mengoptimalkan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran melalui Vessel Traffic System (VTS), berkoordinasi dengan Basarnas, dan menyiagakan kapal patroli.

Selain itu, Budi menyebutkan pihaknya juga telah melakukan integrasi sistem sensor penerima peringatan atau sensor warning receiver system new generation yang dipasang di VTS pada pelabuhan-pelabuhan yang rawan Tsunami.

“Penempatan alat penerima peringatan tersebut dipasang di beberapa pelabuhan seperti di Bakauheni, Bali, Ambon, Teluk Bayur, dan di Marine Command Center (MCC) yang berada di kantor Pusat Kemenhub Jakarta,”pungkasnya.

Halaman:

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Kementerian Perhubungan (Kemenhub)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x