LINGKAR MADIUN- Aliansi Warga Kota Solo melakukan aksi ptotes tolak Habib Rizieq Shihab (HRS) di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi Solo, Sabtu, 20 November 2020.
Menurut pantauan di lapangan, aksi yang diikuti oleh ratusan orang yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB.
Koordinator Aksi penolakan HRS di Solo yaitu Kusumo Putro mengatakan aksi penolakan tersebut dilakukan karena tidak ingin terjadi kegaduhan di Solo akibat kegiatan yang melibatkan HRS.
"Selama ini kami lihat HRS menimbulkan kegaduhan. Oleh karena itu, kami juga punya hak melindungi kota kami. Kami tidak anti habib dan anti ormas. Kami hanya anti provokasi dan anti orang-orang yang memecah kami," katanya dikutip tim lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Antara
Baca Juga: CCTV Sekitar Kediaman Habib Rizieq Shihab Diperiksa Penyidik Untuk Bukti Terkait Pelanggaran Prokes
Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Baru, Ternyata Pernah Usut Kasus Chat yang Diduga Habib Rizieq dan Firza Husein
Namun, karena tidak ada izin aksi sebelumnya, Polresta Surakarta, Jateng terpaksa membubarkan aksi tersebut. Ketua aksi tidak melakukan pemberitahuan sebelumnya kepada pihak kepolisian sehingga aksi harus segera diakhiri.
Pada kejadian itu, puluhan petugas kepolisian datang sekitar 20 menit kemudian dan meminta masyarakat yang mengikuti aksi damai tersebut untuk membubarkan diri.
Pihak Polresta Surakarta, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak pada penertiban aksi tolak HRS tersebut mengaku membubarkan masa karena bukan hanya tidak berizin akan tetapi juga karena menimbulkan kerumunan yang sangat rentan menimbulkan penularan virus corona.
"Kami membubarkan kegiatan unjuk rasa ini sebab pengumpulan massa sangat rentan menyebarkan virus COVID-19," katanya.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Minta Maaf Setelah Dapat Komentar Negatif Bagikan Masker di Hajatan Rizieq Shihab
Baca Juga: Wagub DKI Harap Ada Penerapan 3M dan Persiapan Petugas Untuk Atur Pernikahan Anak Rizieq Shihab
Ia juga menegaskan kembali bahwa penertiban tersebut tidak lepas dari realita bahwa akhir-akhir ini angka persebaran COVID-19 makin tinggi, termasuk juga di Kota Solo.
"Oleh karena itu, kami berupaya mencegah kerumunan semacam ini, sama-sama untuk menjaga sebab keselamatan masyarakat merupakan hukum tertinggi," katanya.
Terkait hal tersebut, dalam waktu dekat pihaknya juga akan memanggil penyelenggara untuk dimintai keterangan.
"Mereka tidak memberitahukan pada petugas tetapi pada akhirnya menimbulkan kerumunan massa, sebab kerumunan massa sangat rentan menyebarkan COVID-19," katanya.
Baca Juga: Kisah Pulangnya Habib Rizieq Shihab Dari Ingin Berjuang Untuk Umat Islam Hingga Kabar Dideportasi
Baca Juga: Anies Baswedan Kunjungi Rumah Habib Rizieq Shihab
Terkait pembubaran aksi, ketua aksi juga mengaku menghargai kepolisian meskipun sebenarnya masih banyak hal ingin disampaikan kepada masyarakat.
"Karena dibubarkan, kami mematuhinya. Yang penting pernyataan sikap kami sudah tersampaikan ke publik," kata ketua aksi.***