Cerita Seram Malam Jumat: Membongkar Makam dan Mencuri Kain Kafan di Jombang

24 September 2020, 19:30 WIB
Ilustrasi /Kabar Jombang

Kisah ini hanya saduran. Sekadar ilustrasi. Tapi berangkat dari peristiwa  nyata. Terjadi di suatu tempat yang nyata. Peristiwanya pun belum lama. Masih hangat. Peristiwa ini terjadi pada Minggu 20 September 2020 malam.

Sementara peristiwa ini bertempat di sebuah desa di Kabupaten Jombang.

Ini adalah kisah tentang pencurian kain kafan. Dari kuburan seorang ibu muda. Pencurian kain kafan ini berselang satu hari, setelah ibu muda itu dimakamkan. Beserta bayinya yang juga meninggal dunia.

Baca Juga: Suami Bupati Bogor Meninggal, Pemakaman Diiringi Tembakan Salvo

Baca Juga: Masih Bingung Apa Itu Deals Sekitarmu ShopeePay? Simak Tips & Triknya

Kira-kira begini kisah horor itu bermula:

Sore itu, Par seorang pria yang berusia sekitar 50 tahun hendak ke makam. Tujuannya untuk berziarah. Par memang punya kebiasaan berziarah di malam hari.

Par berangkat dari rumah habis Magrib. Sore menjelang malam. Rumahnya cukup jauh dari makam. Jarak tempuhnya tiga puluh menit antara rumahnya dan makam yang dituju.

Menuju makam, Par menggunakan sepeda motor Supra X. Sepeda motor yang menemani kemana pun Par pergi. Bekendara dengan sepeda motornya, biasanya Par tiba di makam sekitar pukul 19.00.

Malam itu udara terasa dingin. Maka untuk menghalau dingin, Par mengenakan jaket. Dan tak lupa mengenakan masker. Sebab, polisi bisa menilangnya jika tak pakai masker.

Setelah semua siap, Par pun berangkat. Menggeber sepeda motornya. Ia pun melaju di jalanan. Letak makam itu, berada di ujung desa. Melewati persawahan. Tiba-tiba Par ingat, sepeda motornya belum isi bensin selama tiha hari.

“Oh iya, bensin saya hampir habis. Tak beli bensin dulu,” batin Par dalam hati.

Sebab Par tak ingin kehabisan bensin di tengah persawahan. Suatu hari, Par pernah kehabisan bensin di tengah persawahan. Ia pun harus mendorong sepeda motornya sejauh 3,7 kilo meter. Cukup membikin badannya berkeringat.

Sepanjang jalan Par tolah-toleh mencari toko. Hingga ia melihat sebuah toko. Mengetahui itu, Par menepikan sepeda motornya. Lalu men-standar motornya.

“Buk beli bensinya Buk. Dua liter saja,” katanya.

“Oh Pak Par, mau ke makam ya?” tanya ibu penjual yang mengenal Par.

“Iya Bu, mau berziarah,” jawab Par.

Setelah sepeda motornya terisi bensin, Par menyalakan sepeda motornya. Lalu ia kembali melaju di jalanan.

Par mulai melaju di jalanan sepi. Semakin dekat makam, rumah-rumah semakin jauh. Cahanya lampunya pun hanya sekadarnya. Hanya remang-remang. Tibalah Par di jalan persawahan. Itu berarti jarak makam tinggal 3 kilo meter lagi.

Namun suasana malam itu, tak seperti biasanya. Par yang peka terhadap hal-hal gaib, merasakan ada yang tidak beres. Dari kejauhan pun ia mendengar anjing menggogong. Suara gonggongannya pun tak seperti suara anjing rumahan.

“Ini suaranya kok seperti Asu Baung. Pasti ada yang tak beres,” kata Par. Tak hanya itu, ia juga merasakan bulu kuduknya berdiri.

Makin dekat makam, bunyi gonggongan anjing itu juga makin keras. Meski keras, tapi juga seperti masih berada di kejahuan. Par ragu untuk meneruskan ke makam. “Lha ini, jelas ada yang tak beres,” kata Par sambil melambatkan sepeda motornya.

Par ragu-ragu untuk meneruskan perjalanannya ziarah ke makam. Bahkan Par menghentikan laju sepeda motornya. “Ini gimana? Jadi lanjut apa tidak?” tanya Par pada diri sendiri. Untuk meyakinkan dirinya, Par pun menghitung jarinya.

“Dilanjut… tidak… dilanjut… tidak… dilanjut” hingga jari terakhir, “Yasudah kalau gitu,dilanjut saja.”

Semakin dekat jarak Par dengan makam, semakin Par mencium bau wangi. Bulu kuduknya tambah kencang berdiri. Sementara penerangan hanya remang-remang. Tiba di makam, Par memakirkan motornya di parkiran.

Saat Par masuk ke area makam, bau wangi itu menyeruak begitu tajam. Menusuk hidung Par. Bau itu nyaris membikin Par pusing. Dan yang jelas membikin bulu kuduk Par makin kencang berdiri. Ia pun berdoa di dalam hati.

Par masuk ke tengah-tengah makam itu. Sebab letak kuburan yang ia tuju, berada paling ujung. Untuk mencapainya, ia harus melewati puluhan gundukkan makan. Sementara bau wangi semakin menyeruak tajam.

Lalu Par melihat sesuatu yang aneh. Tepat berjarak lima makam dari tempatnya berdiri. Makam itu tampak baru saja digali.

Namun Par berusaha berprasangka baik. Bahwa makam itu memang baru digali. Dan tukang gali kuburnya masih berada di dalam. Par pun mendekati makam itu. Lalu melongok ke dalam,” Masya Allah!” teriak Par sambil berbalik dan berlari kencang.*** (Bersambung)

Editor: Rendi Mahendra

Terkini

Terpopuler