BANGGAR DPR-RI Siad Abdullah : Indonesia akan menghadapi 6 Tantangan

- 7 Agustus 2021, 13:13 WIB
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah yang juga politisi PDI Perjuangan memaparkan Enam Tantangan Hadapi Ekonomi ke Depan.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah yang juga politisi PDI Perjuangan memaparkan Enam Tantangan Hadapi Ekonomi ke Depan. /Foto: Dok. DPR/

3. Seiring makin besarnya tingkat kasus positif Covid-19 di desa-desa, ditambah data BPS yang menunjukkan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan terkontraksi 8,16 persen, maka harus diantisipasi oleh pemerintah agar tidak berdampak serius terhadap ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Tunaikanlah Sholat! Ini Pengaruh Sholat pada Saraf Otonom, Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskuler

Baca Juga: Sambut Musim Baru, Duo Chelsea Kompak Ubah Gaya Rambut

Sebab, bila kasus positif Covid-19 di desa meningkat, di tengah pertumbuhan tanaman pangan yang terkontraksi, maka akan berdampak ganda, yakni akses layanan kesehatan di desa tidak sebanyak di kota, yang berakibat tingkat fatalitas akibat Covid-19 lebih tinggi dan terganggunya suplai pangan nasional.

4. Sebagai akibat dampak PPKM, pemerintah harus mengefektifkan program bantuan sosial, khususnya untuk keluarga miskin. “Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan kontraksi kembali terhadap tingkat konsumsi rumah tangga. Untuk menopang rumah tangga menengah atas, pemerintah perlu mendorong kebijakan insentif perpajakan yang memungkinkan spending mereka lebih besar lagi, agar tingkat konsumsi rumah tangga terjaga dengan baik di zona positif pada kuartal berikutnya,” jelas Said.

5. Kata Said, seiring dengan meningkatnya laju ekspor dan impor, yang pada kuartal II 2021 ekspor tumbuh 31,78 persen dan impor tumbuh 31,22 persen, maka pemerintah perlu mengantisipasi berbagai kegiatan ekspor impor yang menopang PDB. Misalnya, kejadian kelangkaan peti kemas, layanan Customs Excise Information System and Automation (CEISA) pada Ditjen Bea Cukai tidak lagi bermasalah, termasuk berbagai kegiatan pungli yang sempat ditemukan oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Tunaikanlah Sholat! Ini Pengaruh Sholat pada Saraf Otonom, Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskuler

Baca Juga: Sambut Musim Baru, Duo Chelsea Kompak Ubah Gaya Rambut

6. Anggota Komisi XI DPR RI itu mengatakan, pemerintah perlu mengantisipasi kebijakan tapering off (pengetatan moneter) yang rencananya akan dilakukan oleh The Fed pada Oktober 2021 mendatang, bila ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan perbaikan. Pemulihan ekonomi AS ini juga mendorong kemungkinan capital outflow pada pasar keuangan nasional yang konsekuensinya akan menekan rupiah.

Namun, peluangnya potensi ekspor nasional akan meningkat, sebab AS adalah pasar ekspor tradisional Indonesia. Total ekspor ke AS pada tahun 2021 sebesar 12 persen dari total ekspor. “Sekali lagi, saya minta pemerintah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi kita di sepanjang tahun 2021 agar mampu bertahan pada kisaran 3,3-3,8 persen dengan mempertimbangkan segala tantangan yang akan kita hadapi pada dua kuartal mendatang,” tutup legislator dapil Jawa Timur XI itu.***

Halaman:

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: DPR RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah