Bung Karno Bongkar Kemunculan Ratu Adil dalam Ramalan Jayabaya, Simak Begini Pernyataannya

- 22 Desember 2020, 20:36 WIB
Prabu Jayabaya, Raja Kediri
Prabu Jayabaya, Raja Kediri //Instagram.com/@realhistoryuncovered

LINGKAR MADIUN- Kuatnya pengaruh ramalan Jayabaya beberapa kali dibuktikan, terutama oleh tokoh-tokoh atau pemimpin-pemimpin di arena pergerakan politik.

Pada zaman pergerakan nasional, Mr.Pleyte yang menjabat sebagai menteri pemerintahan Belanda pada tahun 1913, selalu menyerukan agar rakyat Indonesia jangan terlalu menghiraukan ramalan Jayabaya.

Namun hal tersebut tidak digubris sama sekali oleh rakyat. Bahkan para pemimpin pergerakan Nasional memanfaatkan ramalan Jayabaya guna memompa semangat rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Baca Juga: Begini Tanggapan Sukarno Tentang Ramalan Jayabaya Ratu Adil

Baca Juga: Menguak Ramalan Jayabaya Tentang Ekonomi Nusantara Mendekati Nyata, Datangnya Wolak-waliking Jaman

Bung Karno, politikus muda pada dekade 20-an, dengan suara menggelegar membeberkan bahwa yang dimaksud dengan Ratu Adil Herucokro (yang diyakini akan datang) bukanlah secara fisik berbentuk Ratu Adil.

Namun hal tersebut adalah suatu kiasan, bahwa akan datang masa pemerintahan yang adil, yang jauh dari penindasan, penderitaan dan kesengsaraan. Tidak lain dan tidak bukan, zaman itu akan datang jika Indonesia telah merdeka.

Bung Karno meyakinkan rakyat, Ratu Adil Herucokro yang selalu disebut-sebut dalam ramalan Jayabaya aalah suatu keadaan setelah tercapainya kemerdekaan.

Baca Juga: Begini Tanggapan Sukarno Tentang Ramalan Jayabaya Ratu Adil

Baca Juga: Menguak Ramalan Jayabaya Tentang Ekonomi Nusantara Mendekati Nyata, Datangnya Wolak-waliking Jaman

Pada tahun 1930, Bung Karno mengutip ramalan Jayabaya di hadapan sidang Volksraad (DPR di masa penjajahan Belanda).

Bung Karno berkata, “Haraplah dipikirkan, Tuan-tuan, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya Ratu Adil? Apakah sebabnya Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat? Tak lain dan tak bukan ialah karena hati rakyat yang menangis itu, tak habis-habisnya menunggu atau mengharap-harap datangnya pertolongan.”

Baca Juga: Begini Tanggapan Sukarno Tentang Ramalan Jayabaya Ratu Adil

Baca Juga: Menguak Ramalan Jayabaya Tentang Ekonomi Nusantara Mendekati Nyata, Datangnya Wolak-waliking Jaman

Pada Juli 1934, di depan sidang Volksraad, seorang tokoh pergerakan nasional, Muhammad Husni Thamrin mengutip ramalan Jayabaya “ Tunjung putih sirna, muktinya orang Jawa”, Kata-kata ini meramalkan kepergian Belanda dan datangnya zaman kemerdekaan bagi Indonesia.

M.H Thamrin melanjutkan perkataannya, “ Jika Pulau Jawa tinggal selebar daun kelor, kelak akan datang jago kate wiring kuning dedege cebol kepalang yang menguasai Pulau Jawa hanya seumur jagung.”

Begitulah ramalan Jayabaya menjadi salah satu pijakan motivasi untuk merdeka. Memang, bagi banyak orang ramalan itu dipercaya sebagai semacam mitos yang begitu didewa-dewakan.

Baca Juga: Begini Tanggapan Sukarno Tentang Ramalan Jayabaya Ratu Adil

Baca Juga: Menguak Ramalan Jayabaya Tentang Ekonomi Nusantara Mendekati Nyata, Datangnya Wolak-waliking Jaman

Namun besarnya kepercayaan rakyat terhadap mitos tersebut, terbukti ampuh sebagai faktor yang memperkuat tekad seluruh bangsa untuk merdeka.

Dan hal tersebut, disadari betul oleh pemimpin-pemimpin pergerakan nasional Indonesia seperti Bung Karno dan Muhammad Husni Thamrin.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Buku Menguak Rahasia Ramalan Jayabaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah