Inilah Balasan Surat Soekarno Atas Kekhawatiran Ratna Sari Dewi Pasca Tragedi G30S PKI

- 18 April 2021, 13:31 WIB
Potret Soekarno dan Ratna Sari Dewi Soekarno
Potret Soekarno dan Ratna Sari Dewi Soekarno /Instagram/ Dewi Sukarno Official

Di tengah situasi yang tak menentu seperti saat itu, sikap Soekarno jelas rawan disalahartikan. Terlebih Soekarno tak hadir dalam pemakaman para jenderal sehari sebelumnya.

Dua hari setelahnya, Soekarno membalas surat Dewi. Soekarno menjawab:

“Kamu jangan salah memahami saya, pada rapat kabinet itu saya tersenyum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa saya aman dan bahwa situasi adalah sudah kukembalikan. Saya juga tertawa untuk memberi kepercayaan dan kekuatan kepada rakyat saya.”

Baca Juga: Ingin Keuangan Tetap Hemat Selama Ramadhan? Ternyata Begini Resepnya

Nyatanya Soekarno salah perhitungan dan kekhawatiran Dewi terjadi, desas-desus bahwa Presiden kemungkinan terlibat atau minimal tahu terlebih dahulu peristiwa G30S PKI segera tersebar liar.Sejak itu, Soekarno tak lagi punya kendali penuh di atas politik sebagaimana ia yakini.

Menuju lonceng kejatuhan, itulah lonceng pembuka babak akhir perjalanan politik dan kehidupan Soekarno. Setelah PKI dibabat habis, politik keseimbangan yang ia mainkan sejak 1960 runtuh dan Angkatan Darat kini tak terbendung.

Jenderal Soeharto perlahan-lahan mengambil alih panggung dan menyisihkan Soekarno. Lonceng kedua berdentang ketika Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1906, esoknya Soeharto membubarkan PKI.

Kemudian pada tanggal 18 Maret menangkap 15 Menteri loyalis Soekarno, lalu pada 27 Maret Soekarno dengan sangat terpaksa mengumumkan Kabinet baru bentukan Soeharto. Setelah segala kewenangan dipreteli, Soekarno diperlakukan tak lebih sebagai tukang teken dokumen.

Baca Juga: Sangat Beruntung! 2 Weton Ini Keuangannya Lancar di Bulan Ramadhan 2021 Menurut Primbon Jawa

Selanjutnya, Soehartolah yang memegang kendali dan mulai menjalankan kebijakan-kebijakan yang sebagian besar bertolak belakang dengan kebijakan Soekarno, ia bahkan dibatasi berbicara dihadapan publik.

Halaman:

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Kepustakaan Presiden Perpusnas.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah