Penuh Misteri, Begini Kisah RA Kartini Menjelang Wafat

- 20 April 2021, 14:55 WIB
Lukisan sketsa Raden Adjeng Kartini
Lukisan sketsa Raden Adjeng Kartini /Instagram @historiadaasia/

Menurut surat Djojo Adiningrat yang ditulis untuk J.H Abendanon pada 25 September 1904, dalam surat tersebut menjelaskan mengenai penyebab meninggalnya Kartini, pada mulanya Kartini merasa akan melahirkan pada waktu dekat, karena dokter umum yaitu dokter Boerma tidak ada, maka Djojo Adiningrat meminta dr van Ravesteyn yang dikenal pandai untuk menangani persalinan Kartini.

Persalinan Kartini tidak begitu mudah karena bayinya yang relatif besar, dr van Ravesteyn harus memakai alat untuk mempercepat persalinan. Kartini mengalami kelelahan yang sangat luar biasa usai melahirkan, ia juga mengalami tegang di perut. Namun, dr van Ravesteyn mengungkapkan bahwa Kartini baik-baik saja.

Baca Juga: Geger Video Viral Penistaan Agama Jozeph Paul Zhang, Wamenag Beri Pesan Ini Kepada Umat Muslim!

Empat hari kemudian, dr van Ravesteyn datang lagi dan mengatakan bahwa ketegangan perut yang dialami Kartini adalah akibat luka-luka yang disebabkan usai persalinan dan ia menilai bahwa hal tersebut adalah hal yang biasa.

Dr van Ravesteyn hanya memberi Kartini obat, namun setengah jam sesudahnya ketegangan perut Kartini terus bertambah dan tak lama sesudahnya Kartini menghembuskan napas terakhir.

Salah satu orang yang ingin mengusut kematian Kartini adalah Nyonya Nellie van Kol yaitu istri dari van Kol. Ia menanyakan kepada Roekmini apakah Kartini memiliki tanda-tanda sebelum kematiannya.

Baca Juga: Inilah Dosa yang Diakibatkan Keburukan Tidak Menjaga Lisan

Roekmini pun membalas melalui surat pada 21 Juni 1905, ia menceritakan bahwa Kartini pernah berkata bahwa ia tidak mau hidup lebih lama dari 25 tahun ketika Kartini mengandung, bahkan Kartini menanyakan kepada Roekmini, apakah ia mau merawat anaknya saat Kartini meninggal.

Selain itu, sepertinya Kartini juga mempercayai hal mistik, hal tersebut terlihat dari suratnya untuk Nyonya Abendanon pada 22 Oktober 1903, ia menuliskan:

“Telah terjadi sesuatu yang aneh, waktu R.v.R bertamu di sini. Segerombolan lebah terbang ke arah kami, masuk ke dalam kamar, ke dalam lemari, dan di mana saja saya duduk dikerumuni lebah. Saya lari, gerombolan lebah tetap mengikuti... Apakah ini bukan merupakan perlambang bahwa di dalam masa mendatang saya akan disengat lebah dari segala penjuru?”

Halaman:

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Buku RA Kartini Biografi Singkat 1879-1904 Karya Imron Rosya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah