Kudeta Myanmar Semakin Memanas, Pejabat dan Ajudan Aung San Suu Kyi Kini Ditangkap

12 Februari 2021, 11:45 WIB
Kudeta Myanmar Semakin Memanas, Pejabat dan Ajudan Aung San Suu Kyi Kini Ditangkap /NDTV.COM/

LINGKAR MADIUN - Salah satu pembantu terdekat pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi ditahan semalam menyusul kudeta militer pekan lalu.

Ketika Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi terhadap para jenderal yang merebut kekuasaan.

Kyaw Tint Swe selaku menteri kantor Penasihat Negara di bawah Aung San Suu Kyi kini ditahan pada dini dan sudah tidak terlihat sejak itu.

Menurut anggota komite informasi Liga Nasional untuk Demokrasi Dr Kyi Toe, Kyaw Tint Swe dan empat lainnya ditangkap di rumah mereka.

Baca Juga: Program Beasiswa Luar Negeri Pascasarjana Kementerian Kominfo 2021, Simak Syarat Pendaftarannya

Baca Juga: Dipercaya Mendatangkan Keberuntungan, Berikut 5 Kuliner yang Disajikan Saat Tahun Baru Imlek

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik yang melacak penangkapan sejak kudeta mengatakan Kyaw Tint Swe dan empat pejabat senior ditangkap.

Nyi Pu selaku menteri utama Negara Bagian Rakhine juga termasuk di antara mereka yang ditahan.

Kini sebanyak 220 orang dari politisi NLD hingga aktivis, guru dan anggota masyarakat sipil telah ditangkap sejak militer melancarkan kudeta.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat, dan lainnya telah mendesak militer untuk menahan diri dari kekerasan karena dengan mempertimbangkan berbagai tindakan terhadap para pemimpin kudeta.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Instruksikan Pemda Lakukan Micro Lockdown

Baca Juga: Cek Fakta: Fadli Zon Dipecat dari Kursi Waketum Gerindra dan Digantikan Gus Irfan

Presiden AS Joe Biden mengumumkan langkah pertama yang akan diambil AS, yakni akan ada sanksi langsung baru terhadap para pemimpin militer yang mengarahkan kudeta.

Richard Horsey, penasihat senior Myanmar untuk International Crisis Group mengungkap, “Pembekuan aset pemerintah Myanmar senilai 1 miliar dollar atau setara Rp13,6 trilliun yang merupakan simpanan bank sentral dengan Federal Reserve dan menandakan kudeta tersebut tidak sah.”***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler