LINGKAR MADIUN - Setelah Korea Utara mengadakan uji coba rudal balistik terbarunya, dunia internasional langsung menyoroti negara berpaham komunis tersebut.
Akibat uji coba rudal balistik itu, hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan kembali memanas.
Akar permasalahannya berawal dari Moon Jae-in yang mengatakan bahwa uji coba rudal balistik tersebut merupakan bentuk provokasi.
Baca Juga: Tak Mau Urusi Nuklir Amerika Serikat, China Pilih Urusi Perdamaian di Afghanistan
Pihak Korea Utara melalui Kim Yo-jong (adik Kim Jong-un) tidak terima pernyataan tersebut, dan menyebut Presiden Korea Selatan itu sebagai orang yang 'bodoh'.
Meski Moon Jae-in mendapatkan ejekan, pemerintah Korea Selatan akan tetap mengirimkan bantuan kemanusiaannya ke Korea Utara.
Perlu diketahui, Korea Utara saat ini sedang menghadapi krisis COVID-19 dan juga krisis pangan.
Baca Juga: Spoiler dan Link Baca Tokyo Revengers Chapter 223: Selamat Tinggal Draken
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Yonhap pada 18 September 2021, dijelaskan bahwa Korea Utara mengalami kebanjiran cukup parah di beberapa lumbung pertaniannya.
Hal tersebut menjadikan proyeksi pangan tahun 2021 di Korea Utara menjadi terdistraksi akibat banyaknya kasus gagal panen.
Menteri Unifikasi Korea Selatan, Lee In-young mengaku akan terus bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Korea Utara.
Baca Juga: Tak Disangka, Kekurangan Vitamin Ini Akan Memicu Kamu Pada Risiko Infeksi Virus Covid-19 yang Serius
Meskipun saat ini ada ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara atas peluncuran rudal Pyongyang baru-baru ini, bantuan akan tetap diberikan.
Lee membuat pernyataan tersebut di sebuah acara untuk menandai Deklarasi Pyongyang 2018.
Dalam deklarasi tersebut tertulis, Moon Jae-in dan Kim Jong-un saling menyetujui bahwa Semenanjung Korea harus bebas dari senjata nuklir.
Pada hari Rabu, 15 September 2021, Pyongyang mengadakan latihan menembak dua rudal balistik jarak pendek di Laut Timur yang berjarak hanya beberapa jam dari Seoul.
Uji coba rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam itu menjadi perhatian karena dapat meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea. ***