Prihatin Atas Kerja Sama AUKUS, Malaysia: Berpotensi Memicu Perlombaan Senjata Nuklir di Indo-Pasifik

22 September 2021, 07:52 WIB
Malaysia turut prihatian atas terbentuknya kerja sama AUKUS (Australia, UK, dan US). /Thilipen Rave Kumar/Pexels

LINGKAR MADIUN - Malaysia turut ambil bagian dalam menyatakan pendapatnya terkait kerja sama Australia, Inggris, dan Amerika Serikat mengenai armada kapal selam bertenaga nuklir.

Malaysia mengaku prihatin dan meminta ketiga negara tersebut untuk tidak melanggar dan memprovokasi kecenderungan-kecenderungan yang mengarah pada destabilisasi regional.

Dilansir dari CNA pada 19 September 2021, dijelaskan bahwa Malaysia memilih jalan tersebut karena menganggap apa yang dilakukan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat sebagai provokasi.

Baca Juga: Hindari Melakukan Hal Ini Saat Melihat Kilatan Petir, Berisiko Cedera Hingga Hilangnya Nyawa 

Menurut Malaysia, kerja sama Australia, Inggris, dan Amerika Serikat atau yang dikenal dengan nama AUKUS berpotensi memicu perlombaan senjata nuklir di kawasan Indo-Pasifik.

Australia akan membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir di bawah kerja sama AUKUS yang kemudian memancing amarah China.

"Ini akan memprovokasi kekuatan lain untuk bertindak lebih agresif di kawasan itu, terutama di Laut China Selatan," bunyi penjelasan Kantor Perdana Menteri (PMO) Malaysia dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Buah Delima Atasi Masalah Lambung, Simak 7 Khasiat Lain Sekaligus Cara Pengolahannya 

"Sebagai negara di dalam ASEAN, Malaysia memegang prinsip menjaga ASEAN sebagai Zona Damai, Kebebasan, dan Netralitas (ZOFPAN)," tambah pernyataan tersebut.

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob telah menerima panggilan telepon Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada hari Jumat, 17 September 2021 tentang kesepakatan AUKUS dan rinciannya.

PMO mengatakan bahwa selama panggilan itu, Ismail Sabri menekankan pentingnya menghormati pendirian Malaysia terkait kapal selam bertenaga nuklir yang beroperasi di perairannya.

Baca Juga: 5 Shio Takdirnya Menggema, Mimpinya Terwujud Keinginan Jadi Nyata Mulai Oktober Hingga Akhir Tahun 2021 

Pendirian Malaysia berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS) dan Senjata-Nuklir Asia Tenggara, serta Perjanjian Zona Bebas (SEANWFZ).

Pernyataan itu tidak menyebutkan China, tetapi kebijakan luar negeri Beijing di kawasan itu semakin tegas, terutama klaim maritimnya di Laut China Selatan. ***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler