Kebijakan Penghapusan Pekerjaan Rumah bagi Siswa di China Dikritik oleh Pakar Pendidikan

3 Oktober 2021, 10:44 WIB
Ilustrasi siswa di China. /Foto: Antara/ Xinhua///

LINGKAR MADIUN - Pemerintah China resmi membentuk kebijakan pengurangan beban belajar para siswa di negaranya.

Siswa China dikenal memiliki ketekunan dan kerja keras, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

Namun sayangnya, kerja keras mereka di dalam dan di luar sekolah dalam banyak kasus tidak memfasilitasi perkembangan secara menyeluruh.

Baca Juga: Peduli Anak-anak, Pemerintah China Secara Tegas Melarang Kehadiran Lembaga Les Privat di Negaranya

Hal tersebut kemudian meningkatkan stres pada anak, yang seharusnya tidak perlu terjadi pada mereka.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah telah melarang les privat setelah jam sekolah.

Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari China Daily pada 31 Agustus 2021, dijelaskan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk mengurangi beban belajar siswa di rumah.

Baca Juga: Cek 12 Tanda Sudah Siap Menikah, Bukan Hanya Soal Cinta dan Resepsi Tapi Juga Mental, Pemuda Muslim Wajib Tahu 

Dengan membatasi jumlah pekerjaan anak-anak di rumah, risiko mereka mengalami stres bisa diminimalisir.

Guru sekolah telah diminta untuk tidak memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa kelas 1-2.

Adapun untuk siswa kelas 3-6 tidak boleh diberikan waktu lebih dari 60 menit untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya, dan siswa sekolah menengah tidak boleh lebih dari 90 menit.

Baca Juga: Dituduh Menutup-nutupi Asal Muasal COVID-19, China Tak Ambil Pusing dan Pilih Perkuat Biosekuriti Negara 

Lembaga pengajaran privat di China yang bersifat korporasi juga sudah dilarang, kecuali lembaga pengajaran privat yang bersifat nirlaba.

Bahkan pemerintah China membuka beberapa tempat les gratis untuk warganya yang bisa dijangkau oleh siapa pun.

Terkait kebijakan pemerintah ini, seorang peneliti dari Universitas Studi Asing Beijing yang tidak disebutkan namanya sedikit ragu.   

Baca Juga: Inggris Krisis Bahan Bakar, Sopir Cristiano Ronaldo Antre Bensin Selama 7 Jam dan Pulang dengan Tangan Kosong

Keraguan tersebut muncul terkait hasil akhir kebijakan yang dibuat pemerintah, apakah nantinya berdampak positif dan adil bagi semua anak atau justru akan timpang. ***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler