Rusia Kritik NATO dan Ukraina Lagi Akibat Konflik Berkepanjangan, Peskov: Ini ialah Organisasi untuk Berperang

3 April 2022, 20:45 WIB
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan tak ada seorang pun di Rusia yang berpikir untuk menggunakan senjata nuklir. /Mikhail Metzel/TASS

LINGKAR MADIUN- Juru bicara Kremlin menuduh NATO sebagai organisasi dengan sifat agresif dan mengkritik pemerintah Ukraina saat ini atas sikap permusuhannya terhadap Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada 3 April mengkritik Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai aliansi militer dengan sifat berperang, meskipun mengklaim itu hanya untuk membela diri.

"Senapan Kalashnikov masih merupakan senjata ofensif, tidak peduli apa yang dilakukan dengannya. NATO adalah sama. Organisasi ini dibuat dengan struktur dan tujuan berperang. Ini adalah organisasi untuk berperang," tuduh Peskov.

Baca Juga: Isu Pelatih Baru Manchester United Semakin Memanas, Pep Guardiola Rekomendasi Pelatih Sempurna Buat Rivalnya

NATO adalah aliansi militer yang didirikan pada tahun 1949 dalam konteks keprihatinan Barat tentang perluasan pengaruh Uni Soviet di Eropa Timur, serta di beberapa wilayah di Asia.

Peskov mengatakan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu memberi penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin tentang pengembangan penumpukan pasukan NATO di Eropa Timur.

Kementerian Pertahanan Rusia telah mengembangkan rencana untuk memperkuat pasukan Rusia di perbatasan barat untuk mengatasinya, kata Peskov.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh 4 Kondisi Kesehatan Tubuh Ini Beresiko Terkena Serangan Jantung Hingga Kematian Dini

Pada hari yang sama, Mr. Peskov juga mengkritik Ukraina sebagai negara yang memusuhi Rusia.

"Ukraina saat ini merupakan masalah yang sulit bagi kami. Dalam situasi saat ini, Ukraina adalah negara yang memusuhi Rusia," kata juru bicara Kremlin.

Peskov mengkritik larangan Ukraina pada media berbahasa Rusia dan hanya mengizinkan bahasa Rusia sebagai bahasa kedua di negara itu, setelah Ukraina.

Baca Juga: Pesawat Delta Airlines Boeing 757 Lakukan Pendaratan Darurat Ditengah Perjalanan, Ternyata Ini yang Terjadi

Juru bicara Kremlin juga mengatakan bahwa operasi militer di Ukraina bertujuan untuk melindungi perbatasan Rusia dan sekutunya Belarusia.

Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, yang bertujuan menemukan solusi untuk mengakhiri permusuhan saat ini, telah berlanjut secara online selama beberapa hari terakhir. 

Kedua belah pihak menunjukkan sinyal positif dalam negosiasi. Moskow dikatakan telah menerima pandangan Kyiv, dengan pengecualian Krimea.

Baca Juga: Brasil Dilanda Banjir dan Longsor Akibat Cuaca Buruk Beberapa Minggu Terakhir, Memakan 14 Korban Jiwa

Namun, pertemuan tatap muka antara presiden kedua negara belum dikonfirmasi secara resmi.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler