Rusia Diklaim Memeras 2 Negara Ini Usai Hentikan Pasokan Gas Alam, Skenario Darurat Mulai Diciptakan?

29 April 2022, 15:25 WIB
Ilustrasi perang Rusia vs Ukraina. /Pixabay/Rohitvarma/

LINGKAR MADIUN - Terlepas dari peringatan Moskow, Amerika Serikat dan Inggris mendorong sekutu mereka untuk mengirim lebih banyak senjata berat ke Ukraina. 

Berdasarkan info yang dilansir Lingkar Madiun dari laman Zing News pada 29 April, Jerman mengumumkan bahwa mereka berencana untuk mengirim tank ke Kyiv, hal tersebut menunjukkan perubahan yang jelas dalam kebijakan dukungan militernya yang hati-hati.

Ketika pengiriman bantuan senjata terus dikirim ke Kyiv, pada tanggal 27 April, Rusia mengumumkan bahwa sebuah fregat Armada Laut Hitam melakukan peluncuran empat rudal jelajah Kalibr terhadap sasaran militer Ukraina, menurut laporam TASS.

Baca Juga: Van de Beek Kembali, Chelsea dan Manchester United Berebut Bek Kidal Terbaik Eropa

“Di lokasi pabrik aluminium Zaporizhzhia, rudal jelajah jarak jauh Kalibr yang diluncurkan dari laut menghancurkan hanggar, yang menyimpan cadangan besar senjata dan amunisi yang dipasok ke militer oleh AS dan negara-negara Eropa. Ukraina”, ujar Kementerian Pertahanan Rusia sebagaimana dikutip Lingkar Madiun dari laman Zing News.

Pada tanggal 27 April, raksasa energi Rusia Gazprom juga mengatakan telah berhenti memasok gas ke dua anggota NATO, Bulgaria dan Polandia, setelah kedua negara tersebut menolak untuk membayar dalam rubel.

Ketua Duma Negara Rusia menegaskan bahwa Gazprom membuat keputusan yang tepat untuk sepenuhnya menangguhkan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia.

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Calon Pebisnis Sukses, Dewi Fortuna Setia Menaungi Nasibnya di Awal Mei 2022

“Perlunya metode pembayaran baru adalah hasil dari langkah-langkah tidak bersahabat yang belum pernah terjadi sebelumnya di bidang ekonomi dan keuangan yang diambil terhadap kami oleh negara-negara yang tidak bersahabat,” kata pengembang tersebut. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, menurut TASS.

Juru bicara Kremlin memperingatkan bahwa negara-negara Uni Eropa (UE) lainnya juga dapat menghentikan pasokan gas alam mereka dari Rusia jika mereka menolak untuk membayar dalam rubel.

Pasokan dari Gazprom menyumbang sekitar 50% dari konsumsi Polandia. Sementara itu, Bulgaria 90% bergantung pada gas Rusia, dengan konsumsi tahunan sekitar 3 miliar meter kubik. Negara itu telah mengadakan pembicaraan untuk mengimpor gas alam cair melalui tetangganya Turki dan Yunani.

Baca Juga: Mengejutkan, Ternyata Molekul Air Bisa Berubah jika Mendengar Lantunan Doa, Begini Temuan Sang Peneliti

Terhadap latar belakang ini, UE menjanjikan "solidaritas" dengan Polandia dan Bulgaria dan tanggapan "terkoordinasi" terhadap keputusan Gazprom untuk membatalkan.

"Pengumuman Gazprom adalah upaya lain oleh Rusia untuk memeras kami dengan gas," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga siap untuk skenario ini, Negara-negara anggota disebut telah membuat rencana darurat untuk situasi seperti itu, dan pihaknya akan bekerja dalam solidaritas dengan mereka.***

Editor: Ninda Fatriani Santyra

Sumber: Zing News

Tags

Terkini

Terpopuler