Perang Rusia dan Ukraina Capai 100 Hari, Siapa yang Bertanggung Jawab Atas Lonjakan Korban Sipil di Ukraina?

3 Juni 2022, 10:15 WIB
Ilustrasi perang Rusia VS Ukraina /Defence of Ukraine/

LINGKAR MADIUN- Ketika perang Rusia-Ukraina berkecamuk tanpa solusi nyata yang terlihat, muncul pertanyaan: Siapa yang harus disalahkan atas meningkatnya jumlah korban sipil di Ukraina?

Kota-kota telah dikepung. Warga sipil telah menghadapi pertempuran dari rumah ke rumah setiap hari dan pemboman udara sejak 24 Februari, ketika tentara Rusia menginvasi Ukraina.

Rumah sakit, sekolah, apartemen, dan tempat penampungan setiap bangunan di Ukraina diserang.

Warga sipil tetap terperangkap dan terkadang digunakan sebagai tameng.

Baca Juga: Selain Son Heung Min, Ini Daftar Pemain Dari Asia Yang Berkiprah di Eropa

Senjata tambahan, yang dipasok dari kedua belah pihak, telah mengakibatkan lebih dari empat ribu warga sipil kehilangan nyawa mereka sejauh ini.

Sedikitnya 9.029 korban sipil telah dilaporkan di Ukraina: 4.113 tewas dan 4.916 terluka

Kekejaman, seperti di kota Bucha di pinggiran ibukota Kyiv, menggambarkan realitas suram penderitaan warga sipil selama konflik bersenjata.

Perang Rusia-Ukraina dan konflik lain di seluruh dunia telah mendorong jumlah orang yang melarikan diri dari perbatasan menjadi lebih dari rekor 100 juta untuk pertama kalinya.

Baca Juga: 5 Zodiak Bila Marah Seperti Gunung Meletus, Apakah Kalian Salah Satunya? Simak Ulasan Berikut Ini

Mengapa penting: Ribuan orang di kedua sisi perang telah tewas sebagai akibat langsung dari konflik bersenjata mayoritas dari mereka adalah warga sipil yang tidak bersalah.

Berapa banyak warga sipil yang tewas akibat perang Rusia-Ukraina? Jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi dari angka yang dilaporkan.

Menurut Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR), pada bulan pertama perang Ukraina, dari 24 Februari hingga 23 Maret, total 1.035 warga sipil tewas dan 1.650 terluka.

Baca Juga: 4 Weton Paling Berjaya Sampai Tua, Punya Energi Wahyu Kemakmuran Menurut Primbon Jawa

OHCHR menyadari bahwa "angka sebenarnya jauh lebih tinggi, karena penerimaan informasi dari beberapa lokasi di mana permusuhan intens telah terjadi telah tertunda, dan banyak laporan masih menunggu konfirmasi."***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: India Times

Tags

Terkini

Terpopuler