Paska Penikaman di Gereja Prancis, Vladimir Putin Kirim Telegram ke Presiden Prancis Macron

29 Oktober 2020, 20:56 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin /Foto: Instagram @leadervladimirputin

LINGKAR MADIUN - Tiga orang tewas setelah serangkaian penikaman yang terjadi di Basilika Notre-Dame di Nice, Prancis, pada pukul 00.09 pagi waktu setempat pada Kamis, 29 Oktober 2020, pagi. Paska serangan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin kirim telegram ke Presiden Prancis Emmanuel Marcon.

Vladimir Putin mengirim telegram kepada Presiden Emmanuel Macron di mana ia menyatakan belasungkawa yang mendalam atas konsekuensi tragis serangan teroris di Prancis.

Baca Juga: Dua Serangan Mematikan, Presiden Prancis Macron Berjanji Tindak Ekstrimis Islam dan Menutup Masjid

Baca Juga: Pria Bersenjata Pisau Menyerang Gereja Prancis, Menewaskan Tiga Orang, Satu Korban Dipenggal

"Kemarahan khusus disebabkan oleh kejahatan sinis dan kejam yang dilakukan di dalam tembok gereja. Sekali lagi, kami telah melihat bahwa teroris sama sekali tidak memiliki moral manusia. Jelas bahwa memerangi terorisme internasional membutuhkan komunitas global untuk bergabung," tulis dalam telegram itu.

Putin menegaskan kesiapan pihak Rusia untuk menjalin kerja sama terdekat dengan Prancis dan mitra internasional lainnya dalam segala arah kegiatan kontra teroris.

Baca Juga: DJ Katty Butterfly Putuskan Jadi Mualaf di Hari Ulang Tahunnya, Didampingi Sang Kekasih Aiman Ricky

Presiden Federasi Rusia juga mengatakan bahwa orang-orang Rusia berbagi kemarahan dan kesedihan rakyat Prancis dan menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga dan menutup salah satu yang terbunuh.

Sementara, melansir ABC News, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah tiba di Nice sebagai respons atas serangan itu. Menteri Dalam Negeri Prancis mengatakan dia telah membuka "crisis cell following the events." Ungkapan untuk menunjukkan betapa krisis dan membingungkannya peristiwa itu.

Baca Juga: Sebelum Investigasi Narasi TV, Mahfud MD Sudah Beberkan Dalang Pembakaran Halte Sarinah Saat Demo

Sebuah unit penjinak bom langsung diterjunkan ke TKP termasuk polisi anti-teror bersenjata berat saat ini berpatroli di jalan-jalan Nice dan di sekitar katedral, yang merupakan gereja terbesar di kota.

Polisi berusaha mengamankan pelaku penikaman yang menewaskan tiga orang di Gereja Prancis, pada Kamis, 29 Oktober 2020 The Sun

Selain penikaman yang menewaskan tiga orang itu, beberapa orang juga dilaporkan terluka dalam teror tersebut tetapi tidak jelas berapa banyak dan sejauh mana cedera mereka.

Kantor kejaksaan anti-teror Prancis yang menangani kasus ini telah membuka penyelidikan atas "dakwaan pembunuhan dalam kaitannya dengan jaringan teroris."

Baca Juga: Mulai 1 November 2020 Pemerintah Arab Saudi Terima Jemaah Umrah Luar Negara dengan Syarat Batas Usia

Walikota Christian Estrosi mengatakan ada tiga korban, termasuk dua di dalam gereja.
"Nice telah membayar terlalu mahal, seperti negara kami dalam beberapa tahun terakhir," kata Estrosi dalam tweet. "Saya menyerukan persatuan penduduk Nice."

Serangan itu terjadi ketika Prancis masih belum pulih dari pemenggalan kepala sekolah menengah Prancis Samuel Paty awal bulan ini.

Baca Juga: Fenomena Langit Penghujung Oktober 2020, Kejutan Konjungsi Bulan dan Mars Hingga Blue Moon

Pelaku pembunuhan Paty itu, mengatakan dia ingin menghukumnya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran kewarganegaraan.

Itu juga terjadi di tengah protes massa di banyak negara Islam terhadap Emmanuel Macron setelah Presiden Prancis angkat bicara membela kartun tersebut.

Baca Juga: Penting! Lakukan 6 Poin Penting Cek Kesehatan Sebelum Menikah

Mengenai penyerangan yang dilakukan di Katedral Nice, Direktur Kantor Pers Takhta Suci di Vatikan, Matteo Bruni, menyatakan hal berikut:

Ini adalah saat yang menyakitkan, di saat kebingungan. Terorisme dan kekerasan tidak pernah bisa diterima. Serangan hari ini telah menabur kematian di tempat cinta dan penghiburan, seperti rumah Tuhan. Paus diberitahu tentang situasinya dan dekat dengan komunitas Katolik yang berduka. Dia berdoa untuk para korban dan orang yang mereka cintai, agar kekerasan dapat berhenti, sehingga kita dapat kembali untuk melihat diri kita sebagai saudara dan saudari dan bukan sebagai musuh, sehingga orang-orang Prancis yang tercinta dapat bereaksi bersatu menghadapi kejahatan dengan kebaikan ".

Di tempat lain, seorang penjaga keamanan di konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi, terluka pada hari Kamis ketika dia diserang. Satu orang telah ditangkap setelah serangan itu dan tingkat cedera penjaga saat ini tidak diketahui.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler