Deg Deg Ser, Pilpres Amerika Diujung Tanduk Pendukung Gelisah Menanti Pemenang

6 November 2020, 10:57 WIB
Donald Trump dan Joe Biden. /

LINGKAR MADIUN – Joe Biden mendapat dukungan luar biasa di Wilmington, kota tempat tinggal Joe Biden. Para pendukungnya di sana menanti  hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat dengan  harap-harap cemas.

Mereka menjadi lebih sering mengecek ponsel dan situs berita, berharap warna biru mendominasi negara bagian yang kini menjadi penentu kemenangan. Namun rasa lelah menanti tak bisa mereka tepis begitu saja.

"Ini melelahkan. Saya mungkin hanya tidur dua jam sejak Selas," kata Zanthia Oliver, pendukung Biden yang berusia 55 tahun.

Baca Juga: Jadwal SCTV dan ANTV Hari Ini Jum'at 6 November 2020: Ada Jodha Akbar

Baca Juga: Bagaikan Dua Sisi Mata Koin, Barcelona Impresif di Liga Champions, Tapi Tampil Loyo di La Liga

Zanthia baru saja terpilih untuk masa jabatan kedua di Dewan Kota Wilmington. Pada Kamis, Joe Biden semakin mendekati ambang batas kemenangan yaitu 270 suara elektoral.

Sejumlah pihak menghitung Biden telah mengantongi 264, sedangkan yang lain sebesar 253. Sedangkan Trump mengantongi 213.

Akan tetapi, selisih yang tipis dengan batas kemenangan itu terhambat dari kubu Donald Trump yang menyerukan permohonan penghentian penghitungan suara di sejumlah negara bagian dan disusul beberapa demonstrasi oleh pendukungnya ke 'KPU' setempat.

Baca Juga: Habib Rizieq Terancam Dipenjara Jika Pulang ke Indonesia, FPI: Yang Mengkriminalisasi Itu Penjahat!

Di tengah ketegangan dan frustrasi menunggu kemenangan yang ada di depan mata, Oliver berusaha mengalihkan perhatiannya agar ia tak semakin jatuh dalam stres.

"Saya hanya menjalankan beberapa tugas, saya hanya berusaha untuk tetap sibuk," katanya.

Oliver mengakui, ia sepanjang malam menerima telepon dari sejawat ataupun teman-temannya terkait perkembangan hasil pemilu.

Baca Juga: Beredar Foto Gunung Merapi Keluarkan Lava Menyala, BPPTKG Pastikan Hoaks

"Pukul 2 pagi, saya minum teh yang membuat kantuk. Tiga pagi saya makan pisang, saya mencuci baju. Pasti karena adrenalin karena saya tidak bisa tidur," kata Oliver.

Sementara itu, pendukung Biden lainnya di kota yang pernah ditinggali capres tersebut selama tiga dekade, memilih melakukan pendekatan yang lebih filosofis menghadapi penantian penuh ketegangan ini.

"Tak ada yang bisa dilakukan selain berharap hanya yang terbaik," kata Deon Backus yang berusia 58 tahun.

Baca Juga: Status Gunung Merapi Siaga (Level III), Apa yang Harus Dilakukan? Simak Penjelasannya di Bawah Ini

Ia mengaku mengisi penantian kemenangan Biden hanya dengan menyalakan-mematikan televisi memantau perkembangan berita.

"Saya hanya melihat 15 menit di saluran ini, 20 menit di yang lain. Saya tidak stres karena itu. Istri saya, dialah yang bikin ini jadi heboh, bukan saya," tambahnya.

Jason Williams yang berusia 38 tahun juga terus memantau berita melalui aplikasi di ponselnya. "Setiap beberapa menit, saya selalu mengeceknya," katanya.

Baca Juga: Kalah di Liga Champions, Postingan Klub Man United Dapat Sorotan Seolah-olah Bermain Di Liga Europa

"Saya sedikit cemas. Saya ingin tahu siapa yang akan menjadi presiden. Saya rasa semua orang merasa gila karena ini," kata Williams.

Sedangkan di sisi lain kota tersebut, di the Chase Center Riverfront yang menjadi markas dari kampanye Biden, ratusan jurnalis dari berbagai media di seluruh dunia juga sama lelahnya menanti hasil.

Di sela-sela siaran dan tenggat waktu menulis berita, sejumlah jurnalis menghabiskan waktu santai di hotel dekat lokasi, membahas peluang Biden menjadi presiden ke-46 Amerika Serikat.

Baca Juga: RESMI! Timo Werner Emban Tugas Baru Di Chelsea

Sementara itu, bila Williams mengira mereka akan bisa mendapatkan jawaban pada Jumat (6/11/2020), penduduk Wilmington lainnya bersiap menunggu lebih lama.

"Saya harap Joe benar-benar menang," kata Backus.

"Namun saya pikir mungkin akan ada hasilnya dalam satu setengah hingga dua pekan lagi. Dan kemudian masih harus bolak-balik di pengadilan," lanjutnya merujuk upaya gugatan hukum dari Trump.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler