Menlu Retno : Uni Eropa Diminta Adil Perlakukan Minyak Sawit Indonesia

- 2 Desember 2020, 14:25 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi /Biro Pers Kementerian Luar Negeri RI

Lebih lanjut Indonesia memberikan keterangan bahwa minyak sawit yang ramah lingkungan adalah bagian komitmen Indonesia, dan EU perlu menerapkan prinsip keadilan dalam isu ini. Untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19 dalam konteks lingkungan hidup yang menjadi kepentingan dan komitmen bersama.

Dalam rangkaian pertemuan antar 10 Negara ASEAN dan 23 negara anggota EU tersebut, para Menlu ASEAN dan EU menegaskan komitmen bersama untuk mendorong prinsip mutilateralisme baik dalam pengadaan vaksin, peningkatan perdagangan kedua kawasan, pemulihan ekonomi, dan perlindungan lingkungan hidup.

Baca Juga: Gajian Sudah Tiba? Promo Bombastis Menanti di Shopee Gajian Sale!

Baca Juga: UPDATE Virus Corona 2 Desember 2020, Indonesia Peringkat 4 Asia

Pada pertemuan tersebut juga dibentuk Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group/JWG) yang membahas minyak nabati dalam konteks berimbang dengan kelapa sawit. Dengan tujuan Untuk meningkatkan pemahaman bersama dan menjembatani kebijakan yang lebih baik serta rasa percaya terhadap industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan

"Kemitraan ASEAN dan EU ke depan perlu terus menjunjung prinsip saling menguntungkan bagi kedua kawasan, setara dan non diskriminatif untuk dapat membangun peningkatan kemitraan ASEAN dengan EU yang strategis, Saya menyambut baik rencana penyelenggaraan pertemuan pertama JWG tersebut pada Januari 2021," Tutur Retno Marsudi.

Dalam pertemuan ini juga menghasilkan kesepakatan kedua pihak untuk meningkatkan kemitraan ASEAN-EU menjadi kemitraan strategis, dalam rangka peningkatan hubungan dan kerja sama di berbagai bidang.

Salah satunya mengangkat beberapa isu-isu yang masih tertunda (pending issues) dalam kemitraan kedua blok, antara lain, finalisasi pembahasan menuju negosiasi FTA, finalisasi Comprehensive Air Transport Agreement (CATA), dan implementasi Plan of Action 2018-2022, serta implementasi Joint Statement on Connectivity, yang menghasilkan dua dokumen, yaitu ASEAN-EU Joint Ministerial Statement on Connectivity dan Co-Chair's press release.***

Halaman:

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Kementerian Luar Negeri (Kemenlu)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah